Sentul (Pendis) - "Siapa tahu satu dua kata yang saya tulis bisa menjadi amal baik saya kelak ketika menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa," demikian kata Ruchman Basori seusai menerima penghargaan sebagai "Pegawai dengan Kontribusi Publikasi Program Pendis Teraktif Tahun 2018".
Penghargaan diberikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kamaruddin Amin disaksikan oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin dan Jajaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV Ditjen Pendis dalam acara Rapim Ditjen Pendidikan Islam 20-22 Januari 2019 di The Alana Hotel Conference Center Sentul City Bogor.
Penghargaan dianugerahkan kepada Kasi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam atas peran aktifnya mempublikasikan program-program Ditjen Pendidikan Islam melalui penulisan berita (news) sepanjang tahun 2018, pada Senin (21/1) di Sentul City Bogor.
Pria kelahiran Purbalingga, 22 Mei 1974 ini mengatakan saya ingin berbagi kabar dari bilik birokrasi, yang konon sering membelenggu kreatifitas dan inovasi. "Informasi positif tentang derap langkah, karya dan prestasi di Kementerian Agama harus didengar oleh masyarakat, sehingga mereka merasakan kehadiran kementerian ini," katanya.
Ruchman memulai karir sebagai Birokrat Kementerian Agama sebagai staf dan Kasi Kesantrian pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dari tahun 2004-2013. Kemudian diberikan amanah sebagai Kasi Sarpras MI dan MA pada Direktorat Pendidikan Madrasah (2013-2015) dan sejak tahun 2016 sampai kini, mendampingi mahasiswa PTKI se-Indonesia sebagai Kasi Kemahasiswaan pada Direktorat PTKI.
Sepanjang tahun 2018 Ruchman telah menulis ratusan berita (news) yang dimuat pada http://pendis.kemenag.go.id/ dan https://kemenag.go.id sebagai portal berita resmi pada Kemenag. Selain itu kiprahnya di birokrasi, ia tulis di media lain seperti https://nusantaranews.co/, http://www.publicapos.com/, https://www.suaramerdeka.com/, http://sitinjausumbar.com, https://www.timesindonesia.co.id/, http://pwansorjabar.org/, http://www.nu.or.id/, www.nahdloh.com, republika, dan seputar Indonesia.
Ditanya resepnya menulis Ruchman mengatakan yang penting ada kemauan, komitmen dan konsistensi (istiqomah). "Tidak sulit kok menulis, yang penting ada kemauan kuat untuk mengabarkan kepada publik sesuatu yang baik," ujar Aktivis Mahasiswa `98 ini.
"Banyak diantara teman-teman yang mempunyai kemampuan menulis luar biasa, tetapi karena kurang komitmen tinggi juga akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa," terang Ruchman.
Alumni IAIN Waliosngo ini prihatin dengan adanya program-program dan kegiatan dengan anggaran trilyunan rupiah pada unit kerjanya yang belum terpublikasikan dengan baik. "Masyarakat harus tahu tentang gerak langkah kementerian ini dalam memberikan rekognisi, fasilitasi dan regulasi terhadap pendidikan Islam," katanya.
"Teman-teman pada Humas Pendis mengalami keterbatasan sumber daya sehingga belum mampu menjamah seluruh unit, padahal issu-issu pendidikan Islam sangat seksi," kata Ruchman.
Mengakhiri pembicaraan kandidat Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini mengatakan penghargaan ini adalah hasil karya seluruh Aparatur Sipil Negara pada Direktorat PTKI, juga Bapak/Ibu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan PTKIN. "Terimakasih kepada Pak Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA, Ph.D, dan teman-teman media mitra".
Kepada rekan sejawatnya Ruchman mengajak untuk tidak henti-hentinya melakukan sesuatu yang positif walau itu kecil. "Menulis adalah jendela dunia dan manfaatnya akan sangat abadi dibandingkan dengan tradisi lisan". (Sholla/dod)
Bagikan: