Pattani (Pendis) - Master of ceremony menyambut kami dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailand pada umumnya. Dialah Halimah dan Fattati, mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu Konsentrasi Bahasa Indonesia.
Pemandangan itu terungkap saat 75 civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) mengunjungi Universitas Fatoni dalam rangka program Student Mobility Program, pada Kamis (29/11) di Pattani Thailand.
Abdulloh Umar Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Fatoni megatakan kami telah membuka konsentrasi Bahasa Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini dan kurang lebih memiliki 30 mahasiswa.
Dituturkan oleh Abdulloh Umar Universitas Fatoni telah berdiri pada tahun 1968 kira-kira telah berumur 20 tahun. Semula bernama Kuliah Yalla Al-Islamiyah atau Colleg Islam Yalla dan kini telah bermetamorfose menjadi universitas. "Universitas Fatoni adalah kampus swasta dan merupakan wakaf dari masyarakat Melayu Pattani. Saat ini bapak dan ibu berada di Kampus II di Fattani selain itu ada di Songkla dan Yalla," kata Umar.
Abdulloh Umar menambahkan, kami memiliki pusat bahasa dengan mengajarkan empat bahasa, yaitu Bahasa Thailand, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Malaysia."Bahasa Indonesia kami anggap penting dan prospektif sehingga dibuka sebagai salah satu konsentrasi di kampus ini," katanya.
Halimah Mahasiswi Semester V Konsentrasi Bahasa Indonesia mengku tertarik dengan bahasa Indonesia karena pertama kali melihat film-film Indonesia diantaranya ayat-ayat cinta. "Saya belajar bahasa Indonesia, karena Indnesia merupakan negara yang mempunyai prospek baik di masa depan dan saya ingin mencari pekerjaan di sana," kata gadis yang bercita-cita ingin melanjutkan studi S2 di Indonesia.
Sementara motivasi Fattiti mengaku mengapa tertarik mengambil konsentrasi Bahasa Indonesia, karena bahasa Indonesia itu enak di dengar dan lembut. "Saya ingin bekerja dan melanjutkan studi di Indonesia, makanya saya memilih konsentrasi ini," katanya.
Safriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mengatakan kami memilih Universitas Fatoni karena pertimbangan khusus, kampus yang berada di daerah Thailand dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.
"Kunjugan dalam rangka Student Mobility Program merupakan ikhtiar Kementerian Agama membekali calon pemimpin bangsa agar memiliki wawasan global, ketrampilan brkomunikasi dan upaya banchmarking," kata Alumni UIN Sunan Kalijaga ini.
Safri menyadari bahwa mahasiswa di Indonesia menjadi elemen penting bernegara bahkan menjadi pilar demokrasi, karenanya menjadi kewajiban kita semua untuk mempersiapkan generasi penerus kepemimpinan bangsa ini.
Safriansyah berharap agar kunjungan ini mampu menguatkan kerjasama antar kedua belah pihak dan ditindaklanjuti lebih konkrit dalam pengembangan keislaman dan kemaslahatan umat.
Program Student Mobility Program dilaksanakan pada tanggal 25 November sampai dengan 1 Desember 2018 dan diikuti oleh Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan 19 Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN. Ikut serta dari Kementerian Agama adalah Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan, Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras PTKIS dan Nur Yasin Kasi Sarpras PTKIN. Romobongan diterima oleh Rektor Universitas Thailan Prof. Dr. Ismail Luthfi Japakiya dan Dr. Abdulloh Umar Wakil Rektor Bidang Akademik. (RB/dod)
Bagikan: