Tegal (Pendis) - The McKenzie Institute meramalkan bahwa Indonesia bakal mendapatkan bonus demografi yang melimpah pada tahun 2045. Pada saat itu, penduduk berusia produktif (15-64 tahun) jauh lebih banyak dari pada usia tidak produktif (0-15 tahun dan 64 tahun ke atas).
Hal itu dikatakan Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag saat memberikan Kuliah Umum Studium mahasiswa baru Tahun Akademik 2018/2019 di Sekolah Tinggi Agama Islam Bhakti Negara (STAIBN) Tegal pada Sabtu (16/09).
Ruchman menguraikan Indonesia yang saat ini memiliki 250 juta penduduk akan mendapatkan berkah menjadi negara dengan ranking ekonomi ke-7 dunia, sementara saat ini baru menempati perinkat ke 16. "Ramalan The McKenzie Institute ini disebut oleh banyak pakar sebagai Era Generasi Emas Indonesia 2045," katanya.
Alumni IAIN Walisongo ini mengingatkan agar peluang itu dapat dimanfaatkan dengan baik salah satunya melalui memberdayakan pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia. "Kalau kita bisa mengelolanya dengan baik akan menjadi berkah tetapi kalau tidak akan menjadi musibah," tandas Ruchman.
Di hadapan ratusan mahasiswa baru, Ruchman juga mengatakan mahasiswa saat ini digolongkan sebagai generasi millenial yang juga disebut generasi Y, yaitu mereka yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000-an, saat ini (2018) berusia 17-37 tahun.
Data saat ini menunjukan 32% (81 juta dari 255 juta) penduduk Indonesia pada 2017 adalah generasi milenial dan akan terus bertumbuh hingga 60% dari total populasi pada tahun 2020; Saat ini mahasiswa PTKI yang juga generasi milenial, berjumlah total 802.637 yang tersebar di 744 PTKI.
Ruchman berarap mahasiswa millenial termasuk dikalangan PTKI menjadi kekuatan strategis mengantarkan Indonesia Emas 2045. "PTKI diharapkan dapat merespon kebutuhan generasi millenial dengan baik untuk meneguhkan nilai-nilai keislaman dengan karakter conviden, kreatif dan adaptif terhadap media," harap Ruchman.
"Saat ini generasi milenial mungkin tidak lagi merasa tertarik untuk belajar dari buku saja dan menghafal saja, harus menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi," terang Ruchman.
Hal lain yang dikatakan Alumni IAIN Walisongo ini adalah mahasiswa millenial perlu didampingi dan diarahkan dalam penggunaan sosial media untuk hal positif dan produktif. "Dengan waktu yang banyak terkoneksi ke internet, generasi milenial bisa diberikan eksposur pada tokoh, kejadian, inovasi, sejarah, peradaban Islam dari seluruh duniva," tambah Ruchman.
Badrodin Ketua STAIBN meminta agar mahasiswa baru rajin untuk belajar mengkaji berbagai ilmu pengetahuan. "Masa depan anda diantaranya ditentukan pada sejauhmana anda belajar mempersiapkan diri waktu di perguruan tinggi," ujar Badrodin. Dengan bangga Badrodin mengatakan walaupun STAIBN baru 31 tahun berdiri tapi alumninya telah tersebar menjadi tokoh masyarakat dan berprestasi menjadi pemimpin.
Kuliah umum bertemakan: "Tantangan Mahasiswa Millenial Menyongsong Indonesia Emas 2045" diikuti kurang lebih 250 mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019. Nampak hadir dalam kuliah umum ini adalah Saepuddin Waka I Bidang Akademik, Saidin Waka II Bidang Keuangan dan Sururi Waka III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Zaki Mubarok Ketua LP3M dan segenap dosen. (@viva_tnu/dod)
Bagikan: