Jakarta (Kemenag) — Di era transformasi digital dan kompetisi global, penguatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) tidak bisa lagi bertumpu pada seremoni atau pendekatan administratif semata. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menegaskan bahwa arah kebijakan pembenahan PTKIS harus dimulai dari big data yang objektif, ditindaklanjuti dengan strategi konkret, dan berorientasi pada hasil.
“Kita tidak bisa menggeneralisasi. Ada PTKIS yang sehat dan bisa jadi pembina, ada yang butuh rawat jalan, bahkan ada yang harus dioperasi besar. Maka diagnosis harus berbasis data, bukan persepsi,” ujar Dirjen Pendis Amien Suyitno dalam Rapat Nasional Penguatan PTKIS di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Suyitno menekankan bahwa profil kampus harus jelas dan terdata: mulai dari jumlah dosen dan jenjang akademiknya, sertifikasi pendidik, efektivitas proses pembelajaran, hingga rekam jejak lulusan di dunia kerja. Ia juga mengingatkan bahwa ketidakterhubungan kampus dengan sistem data nasional seperti EMIS dan PDDIKTI bisa menjadi penghalang serius bagi keberlangsungan kampus.
“Kampus yang tidak masuk data, cepat atau lambat akan tersingkir dari peta pendidikan nasional. Kita butuh visibilitas yang kuat,” tandasnya.
Pernyataan ini memperkuat gagasan yang disampaikan Direktur PTKI, Prof. Sahiron, tentang pentingnya baseline objektif untuk menyusun grand design penguatan PTKIS. Ia menilai bahwa kebijakan harus lahir dari pemetaan yang jujur terhadap tantangan dan kekuatan setiap kampus.
“Kita perlu unit layanan berbasis wilayah, semacam LLDIKTI versi Kemenag, agar penguatan PTKIS tidak sebatas program nasional tapi menyentuh akar masalah secara lokal,” ujar Sahiron.
Wacana ini mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Kopertais, Gurutta Hj. Helmi Umdatul Udhma, yang menggarisbawahi perlunya reformasi layanan secara menyeluruh. Fokusnya tidak hanya pada kelembagaan, tetapi juga pada sumber daya manusia dosen yang banyak stagnan di jabatan Asisten Ahli.
“Kalau tidak naik jabatan, kampus akan stagnan. Kualitas dosen adalah refleksi dari kualitas kampus, dan kualitas mahasiswa sangat tergantung dari dosennya,” ucap Helmi.
Tags:
PTKISBagikan: