Bogor (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mengadakan Semiloka Dewan Riset Nasional bidang Keagamaan yang diselenggarakan di Hotel Alana Bogor, 9 s/d 10 Mei 2019.
Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Staf Ahli Menteri Agama RI Oman Fathurrahman, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim, dan sejumlah perwakilan baik dari Tim Pokja Guru Besar PTKI, Forum Wakil Rektor I PTKIN, Forum Direktur Pascasarjana PTKIN, Dosen PTKIN, dan Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan ini hadir sebagai bagian dari ikhtiar Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas riset terutama di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam, di samping untuk menjamin pelaksanaan Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN) yang telah dikukuhkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6994 Tahun 2018.
Indonesia menaruh perhatian serius dalam peningkatan bidang penelitian. Oleh karenanya, peningkatan kualitas penelitian bidang keagamaan menjadi perhatian utama Kementerian Agama. Untuk itu, "Penelitian harus memiliki grand design untuk menghasilkan karya monumental yang menjadi rujukan dunia dengan kemanfaatan yang luas. Peran stakeholders juga sangat dibutuhkan untuk merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan di bidang penelitian," tegas Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
Sementara itu, Oman Farthurrahman, Staf Ahli Menteri Agama, mengingatkan untuk berfikir akan pentingnya majelis dimaksud. "What, Why, dan How-nya atas keberadaan majelis ini perlu dilakukan pemikiran secara matang," ungkap guru besar UIN Jakarta itu.
Menurut Arskal Salim, Direktur PTKI, untuk memperkuat riset keagamaan telah diluncurkan Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN). "Agenda riset keagamaan nasional harus dikawal oleh para aktor yang membentuk semisal majelis riset untuk menopang upaya-upaya bidang penelitian. Majelis ini pun menjadi mitra dalam melakukan peran kontrol dan jaminan kualitas riset yang diselenggarakan oleh dosen PTKI," demikian ungkap Arskal Salim GP.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menyampaikan bahwa peran penelitian di lingkungan PTKI memiliki peran yang strategis, baik dalam aspek kapasitas dosen maupun mutu institusi PTKI. Di sisi lain, pemanfaatan anggaran BOPTN Penelitian di lingkungan PTKI juga harus mampu menghasilkan temuan-temuan yang strategis dan dapat dihandalkan. "Untuk itu, majelis atau pokja riset keagamaan penting dilakukan untuk menjadi mitra dalam mengukur dan menjamin riset yang bermutu di lingkungan PTKI," papar Suwendi.
Selain pernyataan-pernyataan di atas, berbagai ide dan pandangan dari seluruh peserta mengemuka dalam agenda kegiatan ini.Peserta berharap agar riset-riset yang lahir dari PTKI dapat memiliki peran yang siginifikan dalam menghasilkan temuan-temuan yang strategis dan memiliki kualitas yang handal. (S-1/dod)
Bagikan: