Jakarta (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sedang menyiapkan dana untuk penelitian kolaboratif internasional monumental pada tahun anggaran 2018. Anggaran untuk penelitian monumental tersebut dalam kisaran 500 juta sampai 1 miliar.
Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin dalam beberapa kesempatan mengingatkan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terkait kualitas penelitian. Menurutnya, riset kolaboratif internasional dimaksudkan agar dapat memproduksi ilmu pengetahuan. "Penelitian harus dilakukan secara terarah, produktif dan berkontribusi untuk pengembangan keilmuan di PTKI," tegasnya.
"Penelitian dosen PTKI harus mampu melahirkan teori-teori baru dan ouputnya harus terpublikasi pada jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan jurnal ilmiah internasional terindeks Scopus. Sekecil apapun bantuan penelitian yang bersumber dari dana APBN (BOPTN) harus terpublikasi," sambung Kamaruddin Amin.
Terkait hal itu, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Muhammad Zain mengatakan bahwa dana untuk penelitian monumental tersebut dianggarkan pada skema penelitian kompetitif pada Direktorat PTKI. "Sesuai dengan arahan Dirjen Pendis, kami akan menyiapkan program penelitian monumental sebagai program prioritas untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas," ungkap Muhammad Zain, Sabtu (30/09) di Bandung.
Muhammad Zain mengatakan bahwa saat ini Direktorat PTKI sedang merumuskan desain penelitian monumental tersebut di lingkungan PTKI dengan mempertimbangkan aspek kualitas akademik. "Dalam rangka memperkuat keilmuan yang ada pada PTKI, kami mendesain program bantuan penelitian dengan dana yang memadai. Program ini didesain dengan mengakomodasi ragam keilmuan yang ada pada UIN, IAIN, STAIN, dan PTKIS seperti keilmuan tafsir, hadits, falak, kedokteran, sains dan teknologi, integrasi keilmuan dan lain-lain," kata Muhammad Zain.
Program penelitian tersebut diharapkan dapat memproduksi ilmu pengetahuan pada PTKI, tidak hanya mengulang-ulang dari tema-tema penelitian yang telah ada. Selain itu, hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan dan juga dapat merespon dinamika masyarakat.
Muhammad Zain juga berharap riset kolaboratif internasional monumental dapat menghasilkan karya-karya spektakuler. "Kita merindukan lahirnya teori-teori besar dalam bidang sosial keagamaan, seperti Nurcholis Madjid yang menggagas masyarakat madani (civil society), Gus Dur dengan pribumisasi Islam, atau yang lebih spektakuler seperti Clifford Geertz dengan The Religion of Java," terang Zain.
Kasi Penelitian dan Pengembagnan Hak Kekayaan Intelektual Anis Masykhur berharap pengusul penelitian monumental ini adalah civitas akademika yang mempunyai reputasi akademik ditunjukkan dengan pelbagai artikel yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi. Saat ini, dikatakan Anis, Direktorat PTKI sedang merumuskan petunjuk pelaksanaannya dan diharapkan selesai pada bulan Oktober tahun 2017 sehingga para dosen dapat mengakses pada bulan Oktober-Desember 2017. (wildan/dod)
Bagikan: