Jakarta (Pendis) - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) diharapkan mampu menjadi kiblat pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Menjadi leader bagi peningkatan layanan mutu akademik, kelembagaan dan kerjasama, ketenagaan, penelitian dan pengabdian masyarakat, pengembangan sarpras, dan kemahasiswaan.
Hal itu dikatakan Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, saat menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD) Strategic Management System For Islamic Higher Edu Diktis pada Kamis, (30/08) di Jakarta. Kamaruddin berharap terjadi lompatan kemajuan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam mulai dari Good University Governance Toward Global Recognized University.
Komitmen bersama perlu dirumuskan melalui upaya Strategic Management System (SMS) untuk mejawab impian-impian PTKI dalam merespon perkembangan dan tuntutan zaman, tambah Kamaruddin Amin. Kiblat pengembangan PTKI salah satunya diwujudkan di bidang kelembagaan. Kamaruddin berharap pada tahun 2019 seluruh UIN bisa terakredirasi A, syukur merambah pada IAIN dan STAIN. "Perlu dirumuskan disain pengembangan dan akselerasi akreditasi bagi PTKI agar terus bermutu dan berdaya saing," tegasnya.
Dalam hal ketenagaan Kamaruddin meminta dirumuskan desain pengembangan mutu dosen dan tenaga kependidikan. "Kita mempunyai 30 ribu dosen, namun kita belum mempunyai mapping atau peta kompetensi dan bagaimana strategi pengembangannya," paparnya. Demikian juga dalam hal penelitian, harus menjadi rujukan PTKI. "Design pengembangan penelitian harus mampu menjawab masalah-masalah di masyarakat dan itu menjadi rujukan PTKI," kata Guru Besar Ilmu Hadits UIN Alaudin Makasar ini.
Subdit Akademik juga harus menjadi rujukan pengembangan UIN, IAIN dan STAIN. Kamaruddin menekankan agar di bidang akademik mampu merumuskan distingsi PTKI dengan PTU baik dari sisi keilmuan, pengemban kurikulum dan kompetensi lulusan. Sementara di bidang sarana dan prasarana mendesak untuk dirumuskan standar sarana dan prasarana PTKI dan pemenuhan berbagai sarana pendidikan untuk mendukung pengembangan akademik PTKI.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Kamaruddin Amin mengajak agar antar subdit dan unit saling sinergi. "Jangan ada ego sektoral untuk cita-cita bersama ini," harapnya. Kita tidak bisa sendiri untuk mewujudkannya maka diperlukan konsultan atau tenaga untuk membantu-tugas-tugas kita. "Kita membutuhkan konsultan ahli untuk membantu kita merumuskan disain pengembangab mutu PTKI," jelasnya.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Moh. Isom Yusqi mengatakan Strategic Management System (SMS) For Islamic Higher Edu bisa berjalan dengan baik jika didasari dengan konsisten, integritas dan linieritas. "Konsistensi dan integritas merujuk pada sikap mental kita untuk mengimplementasikan program-program yang telah dirumuskan, sementara linieritas lebih terkait dengan renstra dan aturan-aturan lain yang terkait," katanya. Hal yang tak kalah penting, kata Moh. Isom adalah agar segala hal yang menjadi target SMS dapat dianggarkan melalui DIPA dan RK-AKL dengan baik.
Kegiatan FGD Strategic Management System For Islamic Higher Edu Diktis diikuti oleh seluruh pejabat eselon II, III, IV dan Jabatan Fungsional Umum (JFU). Hadir menjadi narasumber Abdul Hamid Cebba dan Tim, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Sekretaris Ditjen Pendis Moh. Isom Yusqi dan Plt. Direktur PTKI Imam Safe`i. (Ruchman Basori/dod)
Bagikan: