Lhokseumawe (Pendis) - Civitas akademika PTKIN utamanya mahasiswa harus memperkuat sinergitas antar berbagai komponen dalam menangkal paham dan gerakan radikal dan intoleran. "Sinergi dari dalam kampus sangat diperlukan karena ancaman kelompok radikal nyata adanya".
Hal itu dikatakan Muhammad Aziz Hakim, Kepala Seksi Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan (PTKI) Kementerian Agama RI saat mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam membuka kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Lhokseumawe Aceh.
Aziz Hakim melanjutkan, kita harus melakukan antisipiasi dan langkah-langkah preventif, diantaranya dengan menyemai dan menumbuhkembangkan faham Islam yang moderat pada setiap lini kehidupan, termasuk di kampus PTKN.
"Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru merupakan gerbang pertama mahasiswa untuk memasuki `kawah candradimuka` keilmuan. PBAK memiliki peran strategis dalam meletakkan dasar berbagai pemahaman mahasiswa, salah satunya pemahaman keagamaan," ujar Aziz Hakim.
Alumni UIN Walisongo ini mengatakan menjadi bagian dari aktivis itu penting, tetapi harus bisa menyeimbangkan antara dunia aktivis dengan menjadi akademika, agar mengetahui bagaimana dinamika dunia kampus.
Terkait dengan dinamika wacana keagamaan di Indonesia, Aziz Hakim menilai bahwa mulai condong ke arah radikalisme/ekstremisme dan itu menjadi tantangan besar bagi PTKIN seluruh Indonesia. "Realitas ini tidak bisa dihindari karena multifaktor yang mendukung berkembangnya faham radikalisme," ujar Alumni UIN Walisongo Semarang ini.
Kegiatan PBAK IAIN Lhokseumawe dilaksanakan pada tanggal 9 s/d 12 Agustus 2018 dan diikuti oleh 1.207 mahasisswa baru yang terbagi di empat fakultas.
Bastiar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengatakan tujuan diselenggarakannya PBAK adalah agar mehasiswa mengenal dengan baik masyarakat akademik dengan segala problem yang melingkupinya.
"PTKIN berkewajiban menjadikan kecapakan mahasiswa dan mengemban amanah yang siap menjadi agen perubahan melalui kegiatan ini," tegas Bastiar.
Senada dengan Aziz Hakim, Bastiar mengharapkan agar mahasiswa baru sanggup membentengi diri dari paham-paham radikal. Karenanya harus dapat memahami Islam yang hanif dan moderat.
Kegiatan PBAK diselenggarakan secara serentak di 58 PTKIN yang dimulai pada tangal 26 Juli sampai akhir Agustus. PBAK kali ini diberikan mandat agar menjadi sarana efektif mendesiminasikan paham Islam yang moderat. Selain itu juga untuk meneguhkan komitmen mahasiswa akan nilai-nilai kebangsaan. (RB/dod)
Bagikan: