Lombok (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Ditjen Pendidikan Islam mendorong agar mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) menjadi duta moderasi Islam dalam kancah internasional. Salah satunya melalui student mobility program (SMP).
Munculnya gerakan trans nasional dan meningkatnya radikalisme di berbagai negara menghendaki semua warga dunia untuk saling melakukan interaksi dan dialog, agar kehidupan menjadi damai.
Harapan itu diungkapkan Arskal Salim GP Direktur PTKI Ditjen Pendidikan Islam saat memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN se-Indonesia di Lombok Nusa Tenggara Barat, Sabtu (17/02).
Arskal mengatakan student mobility program merupakan ikhtiar Kementerian Agama memperkuat internasionalisasi PTKIN. "SMP akan menambah pengetahuan, pengalaman dan kepercayaan diri mahasiswa PTKI, dalam berinteraksi dengan orang-orang asing," harap Arskal.
Selain itu, lanjut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, SMP akan meningkatkan pertukaran pengetahuan (knowledge) dan budaya damai. Dalam spektrum yang lebih luas mereka para mahasiswa dapat berperan sebagai duta moderasi Islam (wasathiyah).
Arskal Salim mengaku pihaknya telah mendapatkan banyak tawaran peningkatan kapasitas untuk mahasiswa, Kedutaan Australia menawarkan program legal klinik untuk mahasiswa fakultas syariah dan hukum dan Kedubes Amerika menawarkan program student leader, untuk memperkuat kemmampuan kepemimpinan di kalangan mahasiawa PTKI.
Terkait upaya memperkuat moderasi agama, juga akan dilaksanakan Kuliah Kerja Nyata Nusantara di Daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). "Mahasiswa PTKI akan disebar untuk melakukan KKN di daerah-daerah 3T termasuk dalam pembinaan keagamaan," kata Arskal.
Menyambut rencana SMP dan KKN Nusantara, Syafriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan telah menyiapkan sejumlah anggaran pada tahun 2018. Dia meminta agar Wakil Rektor III untuk mendesain program SMP dan KKN tersebut, yang dimulai dari ketersediaan anggaran di masing-masing PTKIN, negara sasaran, kepesertaan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya.
Syafriansyah menambahkan untuk tahun pertama ini, akan diprioritaskan memberangkatkan para Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) PTKIN yang berprestasi dan mempunyai kapasitas intelektual serta bahasa asing yang cukup. Sebelum berangkat akan diberikan kegiatan pembekalan pree departe.
Syamsuk Rijal Ketua Forum WR/WK III se-Indonesia menyampaikan bahwa agenda-agenda kemahasiswaan yang dibahas dalam Rakor Wakil Rektor/Wakil Ketua III adalah berkaitan dengan regulasi organisasi kemahasiswaan (ORMAWA), persoalan Bidikmisi, Pelaksanaan Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) XIV tahun 2018 di UIN Sultan Syarif Kasim Riau, beasiswa mahasiswa asing kuliah pada PTKIN, dan trester study bagi alumni PTKIN.
Lebih lanjut dikatakan Syamsul Rijal yang juga Wakil Rektor III UIN Ar-Raniri Aceh Rakor bertujuan untuk mensinkronkan program kemahasiswaan di Kementerian Agama Pusat dan PTKIN sekaligus untuk menyusun rencana aksi pada tahun anggaran 2018.
Rapat Koordinasi dilaksanakan pada 16-18 Februari 2018 dan diikuti oleh 56 Wakil Rektor/Wakil Ketua III se-Indonesia. Hadir dalam acara tersebut, Masnun Tahir Plt. Rektor UIN Mataram, Wakil Rektor II dan III UIN Mataram, Para Dekan, Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan dan sejumlah pejabat UIN Mataram lainnya. (RB/dod)
Bagikan: