Serpong (Pendis) - Isu-isu dan aspek-aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang ramai di masyarakat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini mewarnai kehidupan keagamaan masyarakat di berbagai tingkatan. Beberapa diantaranya adalah masalah pendidikan, kesehatan, praktik peribadatan, dan perkembangan teknologi informasi.
Yanwar Pribadi, menyampaikan bahwa Identitas ke-Islaman Muslim saat ini sedang dipertentangkan oleh berbagai pihak. "Identitas ke-Islaman Muslim di Indonesia sedang dipertentangkan, direnegosiasi, dan diklaim oleh berbagai pihak di Indonesia. Pergumulan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari dampak proses demokratisasi sejak tahun 1998," ujar salah satu chair panel di hari ketiga dalam forum international Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2017 di ICE-BSD City, Serpong, Rabu (22/11).
Permasalahan muncul ketika satu kelompok merasa lebih berhak menyandang predikat sebagai Muslim yang "sesungguhnya". "Klaim-klaim seperti ini mewarnai kehidupan keagamaan masyarakat dan menjadi bagian dari dinamika kehidupan keagamaan masyarakat saat ini. Kini koeksistensi antara agama dan budaya populer di Indonesia semakin memperlihatkan dinamika kehidupan keagamaan masyarakat yang hidup," ungkap dosen IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten alumni doctoral Leiden University.
Yanwar memandang kondisi yang terjadi bisa berdampak negatif namun juga dapat dianggap positif. "Dari sudut pandang negatif, pertentangan ini dapat membawa perubahan yang menuju disintegrasi bangsa. Namun, sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang keragaman budaya, pertentangan ini semakin memberikan warna dalam dinamika kehidupan keagamaan masyarakat. Pemikir-pemikir masalah keagamaan dapat memberikan solusi bagaimana melihat dinamika tersebut sebagai aspek positif pembangun bangsa," tuturnya dalam diskusi panel "In search of "true" identity: Everyday interactions between religion and popular culture in Indonesia".
Ia menambahkan, bahwa forum tahunan seperti AICIS dapat menjadi salah satu wahana dimana para pemikir masalah keagamaan mengemukakan hasil penelitiannya yang pada akhirnya dapat digunakan oleh pengambil kebijakan untuk memecahkan masalah-masalah keagamaan. (ogie/dod)
Bagikan: