Kediri (Pendis) - Keprihatinan akan maraknya paham radikalisme dan intoleransi yang mendera bangsa ini, mendorong mahasiswa IAIN Kediri menggelar Seminar Nasional dan diakhiri dengan "Deklarasi Kediri Anti Radikalisme".
"Gerakan mahasiswa saat ini perlu menjadikan radikalisme dan intoleransi sebagai musuh bersama (common enemy), agar Pancasila dan NKRI tetap kokoh". Hal itu dikatakan Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama saat menjadi Narasumber Seminar Nasional DEMA IAIN Kediri, Sabtu (05/01).
Ruchman mengajak kepada aktivis mahasiswa se-Kediri untuk belajar agama secara mendalam dengan guru dan metode yang tepat, agar terhindar dari pemahaman agama yang tertutup dan merasa dirinya yang paling benar. "Ekslusifisme dan truth claim menjadi salah satu penyebab orang menjadi radikal, karena harus belajar pada sumber-sumber dan guru yang otoritatif," katanya.
Ahmad Subakir Plt. Wakil Rektor I IAIN Kediri mengatakan perkembangan radikalisme adalah sejalan dengan proses cara berfikir seseorang. Secara intelektual para mahasiswa mempunyai pemikiran yang menggebu dan secara psikologis sedang berada pada masa peralihan yang kadang jiwanya meletup-letup.
Karenanya Subakir menyarankan agar kampus PTKIN utamanya harus memandu pemikiran dan sikap mahasiswa dalam memahami agamanya, agar tidak terjerembab pada pola pikir radikal.
Subakir juga memaparkan bahwa dunia internasional telah memberikan apresiasi positif terhadap keberhasilan Indonesia mengembangkan kebhinekaan. "Saya optimis dengan cara melakukan kajian-kajian yang serius seperti hari ini kita akan mengalami kedewasaan berpikir dan bersikap," kata Subakir.
Sementara itu Wahidul Anam Plt. Wakil Rektor III IAIN Kediri memberikan apresiasi kepada DEMA IAIN Kediri yang berinisiataif menggelar Seminar Nasional yang dirangkai dengan deklarasi mahasiswa Kediri anti radikalisme. "Seminar ini penting karena mahasiswa masih rentan dan potensial dalam pemahaman beragama yang kadang menjurus pada ekslusifisme dan radikal," kata Wahid.
Tampil menjadi narasumber seminar nasional yang bertema: "Manangkal Radikalisme Beragama di Kampus" adalah Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam, Ahmad Subakir Plt. Wakil Rektor I IAIN Kediri, Wahidul Anam Plt. Wakil Rektor III IAIN Kediri, dan Kapolres Kota Kediri AKBP Anton Hariyadi. Kurang lebih 400 mahasiswa dan perwakilan DEMA/BEM se-Kediri hadir.
Fatkhurrahman Ketua Dema IAIN Kediri mewakili mahasiswa se-Kediri yang hadir membacakan "Deklarasi Kediri Anti Radikalisme":
Kami Mahasiswa se-Kediri Menyatakan Sikap:
Pertama, Menolak segala paham intoleransi dan radikalisme yang membahayakan bangsa. Kami siap menjadi garda terdepan mendesiminasikan Islam moderat;
Kedua, Menghimbau kepada seluruh mahasiswa PTKI untuk tetap menjaga idealisme dan kritis terhadap fenomena sosial kemasyarakatan dan kebangsaan serta menjadi critical thinking untuk memerangi berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech);
Ketiga, Menjaga suasana yang kondusif dalam menghadapi suksesi kepemimpinan nasional, sehingga demokrasi dapat berjalan dengan baik;
Keempat, Menolak gerakan kelompok yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI dengan paham-paham dan ideologi lain;
Kelima, Menolak segala bentuk politisasi agama.
(RB/dod)
Bagikan: