Serang (Pendis) - Profil mahasiswa yang mencintai agama dan bangsanya sangat dibutuhkan untuk menjawab masa depan Indonesia. Mahasiswa PTKIN adalah garda terdepan moderasi agama di nusantara.
Pernyataan itu disampaikan Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, saat memberikan orasi kebangsaan dihadapan mahasiswa baru peserta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Kamis (09/08).
Aktivis Mahasiswa 1998 ini mengingatkan kepada mahasiswa baru UIN Banten untuk mendalami ilmu agama dengan baik, agar tidak terjebak untuk berpikir sempit, merasa dirinya yang paling benar dan menyalahkan yang lain (truth claim).
Ruchman mengatakan jangan terjebak kepada paham dan gerakan yang intoleran dan radikal apalagi sampai kepada makar terhadap Pancasila dan NKRI. "Saat ini muncul kelompok yang sering mengklaim kebenaran, dan itu sangat membahayakan bagi masa depan Indonesia yang selama ini dikenal santun, moderat dan toleran," kata Ruchman.
Alumni UIN Walisongo ini juga mengajak mahasiswa baru untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang tidak hanya mencintai Islam tetapi juga mencintai tanah airnya. Pasca Nabi Hijrah ke Madinah beliau berdoa: "Ya Allah, cintakanlah kami kepada Madinah sebagaimana cinta kami kepada Makkah atau bahkan melebihi".
"The Founding Father bangsa ini dengan rela menghapus tujuh kata terakhir Piagam Jakarta, "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" adalah demi persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Ruchman.
Wawan Wahyudin Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengatakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan merupakan etape sejarah kehidupan kalian sebagai mahasiswa. "Di sini kalian bisa banyak belajar menimba ilmu dan pengalaman untuk mengantarkan cita-cita yang diinginkan," kata Wawan.
Wawan salut dengan mahasiswa baru, walaupun dengan tempat dan sarana yang terbatas, namun mereka sangat semangat, kritis, dialogis dalam setiap sessi. "Ini modal yang bagus untuk mengembangkan diri di UIN Banten yang memiliki visi menjadi kampus yang unggul, terkemuka, berbasis spiritual, intelektual dan professional," terang Wawan.
PBAK tahun ini merupakan PBAK yang pertama digelar setelah alih status dari IAIN menjadi UIN SMH Banten. Dilaksanakan pada tanggal 6 s/d 9 Agustus 2018 dan diikuti oleh 2.888 mahasiswa tersebar di berbagai fakultas dan program studi.
Selain pembekalan budaya akademik dan kemahasiswaan, kegiatan PBAK juga diperkuat dengan kepedulian mahasiswa terhadap budaya baca melalui Gerakan Wakaf Buku, kepedulian lingkungan melalui Gerakan Penghijauan dan peduli peduli bencana Lombok, Nusa Tenggara Barat. (RB/dod)
Bagikan: