Banjarmasin (Pendis) - Kementerian Agama melalui Drektorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus melakukan keberpihakan agar anak-anak kurang mampu yang berasal dari daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T) melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam (Adiktis Daerah 3T).
"Program Beasiswa Adiktis Daerah 3T adalah bukti bahwa negara hadir untuk melakukan pemberdayaan anak-anak yang kurang mampu di daerah 3T studi pada sejumlah PTKI di Indonesia". Hal itu dikatakan Syafriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan atas nama Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam saat membuka Koordinasi Penyelenggaraan Program Beasiswa Adiktis Daerah 3T dan Perbatasan pada Rabu (29/08) di Banjarmasin.
"Undang-undang mengamanatkan kita untuk memberikan perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan tinggi, termasuk keagamaan Islam pada masyarakat," tandas Syafri.
Alumni UIN Sunan Kalijaga ini mengatakan Beasiswa Adiktis Daerah 3T bukan pekerjaan sederhana, tetapi program besar dan mimpi besar kita mencerdaskan kehidupan bangsa. "Ini adalah pilot projek pertama agar anak bangsa bisa mengenyam pendidikan tinggi, jadi kalau belum sempurna dianggap maklum," katanya.
Sementara itu Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Kementerian Agama RI mengatakan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama tengah menyelenggarakan Program Beasiswa Adiktis Daerah 3T sejak tahun 2017 dengan tota mahasiswa 200 orang tersebar di 8 PTKI, yaitu (1). STAI Kapuas Palangkaraya, (2). STIBA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, (3). STIT Raden Santri Gresik, (4). FAI UNUSIA Jakarta, (5). STIT Tunas Bangsa Banjarnegara, (6). STAI Nurul Iman Parung Bogor, (7). STAI Al-Anwar Sarang Rembang, dan (8). STAI Rasyidiyah Khalidiyah Amunati Kalimantan Selatan.
Ruchman Basori berharap agar mahasiswa penerima Adiktis 3T dan Perbatasan dapat tumbuh menjadi sarjana yang berkontribusi pada peningkatan pembangunan di wilayahnya masing-masing. "Setelah mereka pulang wajib menjadi kekuatan strategis melakukan perubahan dan pembangunan di wilayah perbatasan negara," katanya.
Alumni IAIN Walisongo ini menekankan agar Perguruan Tinggi Penyelenggara Adiktis membina mahasiswanya untuk aktif berorganisasi di samping aktif studi di kampusnya masing-masing. "Dengan mereka menjadi aktivis maka akan tertempa intelektual, mental dan moralnya untuk berda di garis terdepan mengembangkan masyarakatnya," kata Ruchman.
Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Program Beasiswa Adiktis Daerah 3T dan Perbatasan dilasanakan pada tanggal 29-31 Agustus 2018 diikuti oleh 8 Penyelenggara Program Adiktis, unsur Kopertais XI dan unsur Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. (@viva_tnu/dod)
Bagikan: