Kampar (Pendis) - Selain mengikuti kegiatan di Bumi Perkemahan UIN Sultan Syarif Kasim Riau, peserta Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) XIV se-Indonesia, juga mengikuti giat bakti di empat desa, yaitu Desa Alam Panjang Kota Pekanbaru, Desa Aur Saki, Desa Okura dan Desa Limau Manis Kabupaten Kampar.
Kontingen Pramuka IAIN Kendari mengaku antusias karena dapat mengenali budaya khas melayu. Melayu adalah identitas kultural masyarakat provinsi Riau. Mereka sangat mentaati aturan agama Islam dalam setiap sendi kehidupan. Desa Aur Saki dan Okura dikenal sebagai Desa Wisata Taqwa.
Ilham Maulana, salah seorang peserta dari Racana IAIN Kendari bersama anggota pramuka yang lain dari beberapa PTK se-Indonesia mengatakan, masyarakat Melayu memiliki filosofis antara lain "Melayu itu Islam" sehingga menganggap masyarakat menempatkan agama sebagai pedoman hidup, baik dalam berbudaya, berbahasa, berbusana dan bertingkah laku.
"Masyarakat Desa Okura sangat ramah, menghargai tamu dan mengedepankan ilmu pengetahuan yang dijunjung tinggi untuk menjaga marwah dalam dalam kehidupan," lanjut Mantan Ketua Dewan Racana IAIN Kendari ini.
Ilham dan rekan-rekannya mengaku sangat senang bisa mengenal budaya Melayu, memperkaya khasanah keberagaman sebagai ciri khas Indonesia.
Wakil Rektor III IAIN Kendari, Moh. Yahya Obaid saat berkunjung ke lokasi homestay, Sabtu (05/05) berpesan kepada anggota racana untuk menjaga nama baik IAIN Kendari serta mampu beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat.
"Kita harus menghormati budaya mereka, menjaga etika dengan mengaplikasikan prinsip kekeluargaan dan kebersamaan yang menjadi budaya bangsa Indonesia," pesan Yahya.
Yahya Obaid berharap agar adik-adik pramuka dapat memetik pelajaran, bahwa negara kita ini sangat kaya dengan keragaman budaya dan adat istiadat sehingga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara.
Desain Perkemahan Wirakarya PTK ke-14 terbagi ke dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan di Bumi Perkemahan dan Kegiatan Bakti Karya di Homestay. Kelompok pertama diberangkatkan pada tanggal 3 Mei 2018, seusai upacara pembukaan. Mereka dilepas oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam M. Arskal Salim GP dan akan berganti posisi pada tanggal 6 Mei 2018.
Arskal Salim berharap agar para anggota pramuka dapat menimba pengalaman yang sebanyak-banyaknya dari masyarakat. "Pengalaman amat sangat mahal dan anda semua akan mendapatkannya di desa tempat anda berinteraksi dengan masyarakat di Homstey," ujar Arskal.
"Daya imaninasi, kreativitas dan inovasi harus kalian kerahkan agar mampu mengimplementasikan imunya untuk bhakti karya nantinya," kata Arskal.
Giat Bakti yang dilaksanakan di lokasi homestay antara lain tahsinul masajid, kebersihan sarana ibadah, pembuatan rintisan loka wisata seperti taman bermain anak, wahana selfie, taman pendidikan anak, membuat gapura desa serta membersihkan dan membenahi sejumlah fasilitas umum seperti jalan, kantor desa, dan toilet umum. (liv/dod)
Bagikan: