Jambi (Pendis) - Mars Sybbanul Wathon atau Ya Lal Wathon adalah lagu nasional dan sudah menjadi milik bersama anak bangsa. Mars ini juga sebagai lagu penyemangat nasionalisme di kalangan anak muda. "Para mahasiswa baru jangan berfikiran sempit bahwa mars ini milik golongan tertentu saja, bagi saya ini lagi perjuangan, penyemangat nasionalisme untuk melawan penjajah".
Demikian dikatakan Hadri Hasan Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifudin (UIN STS) Jambi, saat memberikan sambutan pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Sabtu (18/08) di Auditorium UIN Jambi.
Di hadapan 2.520 mahasiswa peserta PBAK Hadri Hasan berpesan untuk belajar Islam dengan baik dan mendalam, sehingga tidak salah dalam memahami wacana keagamaan yang ada. Hasan mencontohkan kesalahpahaman orang terhadap wacana Islam nusantara. "Islam nusantara bukan merubah Islam yang telah ada namun Islam yang dipahami dekat dengan tradisi masyarakat. Makanya faktor nusantara menjadi penting," kata Alumni Timur Tengah ini.
Kita harus banyak bersyukur sebagai muslim Indonesia yang kaya akan nilai-nilai dan budaya serta mempunyai lembaga pendidikan yang sangat banyak seperti pondok pesantren. "Indonesia memiliki pondok pesantren yang jumlahnya ribuan yang tidak dimiliki oleh negara muslim lainnya di dunia," tegas Hadri Hasan.
Kepada mahasiswa baru, Hadri Hasan berpesan agar mempelajari Islam dengan baik dan dalam. Dengan demikian kalian memiliki kebanggan terhadap Islam yang dikatakan sebagai agama yang tinggi dan tidak ada yang meninggiinya (Islam ya`lu wala yu`la alaih).
Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI yang didaulat sebagai narasumber mengatakan mahasiswa telah memerankan posisi sebagai the agent of social change dan the agent of development. "Hampir tidak ada peristiwa penting kebangsaan yang tidak ada peran mahasiswa dari mulai peristiwa kebangkitan nasional, sumpah pemuda, kemerdekaan RI, perlawanan terhadap PKI hingga gerakan Reformasi 1998," kata Ruchman.
Pada kesempatan itu Alumni IAIN Walisongo itu juga mengingatkan kepada mahasiswa agar tidak terjebak pada paham intoleran dan radikalisme, apalagi terorisme. "Data penelitian meyakinkan bahwa mahasiswa dan pemuda menjadi sasaran kelompok radikal untuk merusak generasi bangsa," katanya.
"DNA atau geneologi PTKI adalah moderasi agama di Indonesia, karenanya ini bekal penting untuk menangkal radikalisme melalui pemahaman Islam yang moderat dan damai," kata Aktivis Mahasiswa `98 ini.
Sementara itu Fadillah Husain Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengajak mahasiswa untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang ada. Dengan kalian aktif akan menambah ilmu, pengalaman dan penempaan mental yang baik sebagai mahasiswa.
Pada tahun akademik 2018/2019 Fadilah menerangkan bahwa kegiatan PBAK UIN STS Jambi dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 19 Agustus 2018 dan diikuti oleh 2.520 mahasiswa tersebar kedalam 6 fakultas, yaitu Fakultas Ushuludin dan Studi Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Dakwah, dan Fakultas Syariah.
Kegiatan pembukaan dihadiri oleh Prof. Dr. H. Suaidi Asy`ari, M.A, PhD Wakil Rektor Bidang Akademi dan Kelembagaan, Dr. H. Hidayat, M.Pd, Wakil Rektor Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, para pimpinan fakultas dan pimpinan organisasi kemahasiswaan UIN STS Jambi. (@viva_tnu/dod)
Bagikan: