Yogjakarta (Pendis) - Mahasiswa saat ini harus berfikir besar pada persoalan-persoalan hajat hidup orang banyak. Salah satunya berjihad memperjuangkan kesetaraan anggaran yang berpihak kepada komunitas civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Hal itu disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam yang diwakili oleh Safriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan pada kegiatan "Temu Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) se-Indonesia" pada Kamis (28/09) di Yogyakarta.
Safriansyah mencontohkan salah satu bentuk jihad mahasiswa adalah memperjuangkan peningkatan penerima Beasiswa Bidikmisi di kalangan mahasiswa PTKI yang saat ini masih terlihat timpang jika dibandingkan dengan PTUN. "Kalau hanya berpikir tentang UKT/BKT dan konflik internal di kalangan mahasiswa, saya anggap kalian masih berpikir hal kecil," kata Safri.
Alumni IAIN Sunan Kalijaga ini menambahkan persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan seperti kepemimpinan nasional, berbagai tindakan intoleransi dan radikalisme adalah persoalan besar yang menghendaki kalian harus turun gunung.
Safriansyah berharap agar mahasiswa PTKI mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya di kancah nasional bahkan internsional. "Mahasiswa PTKI tidak kalah prestasinya jika dibandingkan dengan mahasiswa lain di Indonesia," katanya.
Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan mengatakan tantangan aktivis Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) saat ini sangat komplek, terutama merespon kebutuhan generasi millenial. Sebuah era baru yang membutuhkan perubahan paradigma berfikir, srategi dan bentuk kegiatan kemahasiswaan yang menarik.
"Ada 39 persen kelompok millenial termasuk mahasiswa yang membutuhkan strategi baru agar dapat didayagunakan untuk memenuhi sumber daya pembangunan," tegas Alumni IAIN Walisongo ini.
Ruchman menambahkan mahasiswa PTKI harus mampu merespon persoalan kebangsaan bahkan global dengan baik. Persoalan menurunnya nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan anak muda kepada negara dan bangsanya harus disikapi dengan serius agar tidak menyesal di masa yang akan datang.
Kegiatan Temu DEMA PTKI se-Indonesia dilaksanakan pada tanggal 26-28 September 2018 diikuti oleh 68 orang perwakilan dari 58 PTKIN se-Indonesia. Tampak hadir menjadi nara sumber Abdur Rozaki Aktivis `98, Waryono Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, M. Aziz Hakim Mantan Presiden Mahasiswa UIN Walisongo. Dari kalangan Ditjen Pendidikan Islam tampak hadir Nuryasin Kasi Sarpras PTKIN dan Otisia Arinindiyah Kasi Sarpras PTKIS. (@viva_tnu/dod).
Bagikan: