Bandung (Pendis) – Perhelatan Pekan Seni dan Olahraga Nasional alias Pesona I tahun 2022 untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) akhirnya disepakati oleh 60 Wakil Rektor PTKN Bidang Kemahasiswaan se-Indonesia pada tanggal 8-13 Agustus 2022
“Agustus sebagai bulan pelaksanaan Pesona untuk kali pertamanya akan menemukan momentumnya yaitu bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Profesor Amin Suyitno yang juga leading sector Pesona di kawasan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika 1955 untuk kali pertamanya, Bandung (24/05/2022).
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Sarana Prasaran dan Kemahasiswaan, Syafi’i dalam laporannya sebagai pelaksana teknis program Pesona di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mengatakan bahwa Pesona I ini sebenarnya sudah dimulai dengan ditandai menerima pedaftaran peserta sejak Bulan Mei ini.
“Dari target 3.000 peserta, data sementara sudah 2.365 yang sudah mandaftar by name di berbagai cabang seni dan olahraga”, kata Doktor lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rapat Koordinasi PESONA ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementeria Agama RI Muhammad Ali Ramdhani meminta agar pelaksanaan Pesona I yang akan dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung - Jawa Barat harus dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan kearifan lokal serta nilai-nilai luhur Bumi Pasundan.
“Silih asah, silih asuh, silih asih dan silih mewangi harus ditransformasikan dalam penyelenggaraan Pekan Seni dan Olahraga Nasional I ini,” kata Profesor Dhani yang juga pengajar di UIN Sunan Gunung Djati ini.
Silih asah, menurut guru besar Teknologi Informasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sesuai adat sunda adalah bagaimana meningkatkan kapaistas sumber daya manusia, ada peningkatan potensi individu.
“Pesona ini adalah ajang kontestasi. Menurut orang Sunda istilah kalah itu tidak ada namun ia harus lebih banyak dan rajin belajar”, kata cucu Prof. KH Anwar Musaddad, ulama kharismatik asal Garut-Jawa Barat yang juga pendiri UIN SGD ini.
Sedangkan silih asih diibaratkan team pertandingan bola. Bila salah satu anggota tim mampu mencetak nilai, semua anggota tim merayakannya, tidak ada yang saling menyalahkan.
“Soliditias dan sportifitas termasuk dalam filosofi silih asih ini,” kata Prof Dhani yang pernah menjadi Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Jati Bandung ini.
Silih asuh menurut urang sunda kata Kang Dhani adalah implementasi menularkan apa yang dimiliki diantaranya ilmu pengetahuan. Ilmu tidak boleh dimiliki sendiri apalagi disembunyikan dikarenakan ilmu itu adalah kekuatan. Knowledege is power menurut orang barat.
“Ilmu ketika dibagi, tidak akan hilang bahkan akan menjadi kekutan komunal. Silih asuh juga berarti kebersaman bahkan ada kaidah “Kalau ingin berjalan cepat, jalanlah sendiri. Kalau ingin berjalan jauh, bergandengantanganlah”, kata cicit pengasuh pondok pesantren al Musaddadiyah, Garut-Jawa Barat.
Sedangkan silih mewangi terang Dhani, adalah bagaimana satu sama lain saling memberikan angin dan warna yang indah untuk mengekspresikan apapun yang ada pada rekannya.
Akhirnya, untuk Rapat Koordinasi Pesona ini, Guru Besar UIN SGD di usia 34 tahun ini berpesan untuk memperhatikan model manajemen yang berpatokan pada integrasi, sinkronisasi dan sinergi.
Turut hadir dalam kegiatan ini, PTP Ahli Muda Kemahasiswaan Amiruddin, PTP Ahli Muda Seksi Sarpras PTKIS Otisia Arinindiyah, Analis Kebijakan Subdit Sarpras PTKIN Nuryasin dan sejumlah pelaksana pada Sub Direktorat Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan.
Tags:
PESONA Pekan Seni dan Olahraga Nasional Ditjen Pendis Direktorat Pendidiikan Tinggi Keagamaan Islam UIN Sunan Gunung Djati BandungBagikan: