Tulungagung (Pendis) - Tidak boleh ada hegemoni budaya atas budaya lain dengan tujuan neo-imperialisme apalagi di tengah dunia global. Antara Arab dan Non-Arab atau Barat dan Timur mestinya berhubungan tidak terpisah (diametral), namun harus bersifat dialogis dan saling memahami satu sama lain.
Hal itu ditegaskan Abdel Aziz Abbaci pemikir dari Aljazair pada Seminar Internasional Bahasa Arab IAIN Tulungagung pada Jum`at (03/05) di Auditorium Lantai 5 IAIN Tulungagung.
Abdel Aziz yang membawakan tema "Maziyyah al-Lughah al-Arabiyyah min Nahiyati Lughah al-`Alam" mengatakan disadari ataupun tidak antara Arab dan Non-Arab sebenarnya ada keterkaitan dalam kepentingan di segala lini kehidupan. "Bahasa Arab menjadi salah satu unsur penting untuk dikembangkan sebagai sebuah ilmu pengetahuan dalam rangka mendukung proses dialog," ujar Abdel Aziz.
Narasumber lain Kojin Dosen Bahasa Arab Senior IAIN Tulungagung mengungkap Bahasa Arab memiliki banyak keunggulan. Dari huruf perhuruf, kata perkata, hingga uslub dan kandungan maknanya memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa lain.
"Otentisitas Bahasa Arab juga menjadi keistimewaan tersendiri, karena dari sejak zaman Nabi hingga sekarang tidak banyak berubah, sehingga Bahasa Arab memiliki fungsi penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam," lanjut Kojin.
Sementara itu Abad Badruzzaman Dosen Pascasarjana yang juga Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama yang didaulat menyampaikan materi "Tanmiyyatu al-Lughah al-`Arabiyyah fi al-Jami`ah ad-Da`wah wal Hadharah".
"Bahasa Arab harus dikuasai oleh mahasiswa PTKIN untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan baik dari wacana yang modern hingga teks-teks klasik." terang Abad. "Perlu penajaman kemampuan mahasiswa PTKI terhadap Bahasa Arab agar mudah mengakses literatur-literatur induk yang berbahasa Arab," lanjut alumni Al Azhar University Mesir ini.
Pemateri terakhir adalah Basmah Salaeh dari Thailand dengan tema: "Istirojiyyatu Ta`limu al-Lughah al-`Arabiyah Li Tarqiyah al-Maharah al-Kalam". Salaeh memandang perlunya pembiasaan berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab antara lain dengan memperkaya mufrodat kapan dan di mana saja.
"Ini penting karena dalam bahasa apapun, pembiasaan dan intensitas selalu mendukung kemampuan untuk bertutur baik secara lisan maupun tulis," katanya.
Seminar Internasional dibuka oleh Direktur Pascasarjana Akhyak dan diikuti oleh kurang lebih 340 peserta berasal dari unsur akademisi, mahasiswa dan masyarakat umum. Dalam sambtannya Akhyak mengatakan Bahasa Arab adalah salah satu bahasa terpenting dalam dunia pendidikan Islam, termasuk di kalangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN).
Akhyak berarap Seminar Internasional ini mampu mengangkat hazanah Bahasa Arab, tidak saja menjadi alat untuk menggali ilmu pengetahuan tetapi juga untuk dialog antar budaya dan antar kawasan. "Pascasarjana IAIN Tulungagung berkepentingan untuk mengembangkan hal ikhwal tentang Pendidikan Bahasa Arab". (RB/dod)
Bagikan: