Kudus (Pendis)-Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama mengadakan kegiatan rapat koordinasi Bersama 12 PTKIN yang siap bertransformasi dari STAIN ke IAIN dan dari IAIN ke UIN, di antaranya adalah IAIN Kudus yang siap bertransformasi menjadi UIN Sunan Kudus. Kegiatan ini berlangsung di Harris Vertu Hotel Harmoni, Senin, 17 Oktober 2022.
Kegiatan ini merupakan satu kesatuan dari program Grand Desain yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Republik Indonesia agar PTKIN di Indonesia dapat bertransformasi menjadi setingkat lebih tinggi statusnya. Acara dibuka oleh Kasubdit Kelembagaan, Dr. H. Tobib Al-Asyar, MA, kemudian dilanjutkan dengan arahan dan sambutan oleh Plt Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. H. Syafi’i, M.Ag.
Plt Direktur Diktis, Dr. H. Syafi’i, M.Ag dalam sambutannya mengatakan bahwa suatu keharusan bagi pendidikan tinggi keagamaan Islam harus memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan bertransformasi dari yang semula Sekolah Tinggi (STAIN) menjadi Institut (IAIN) maupun yang semula Institut (IAIN) menjadi Universitas (UIN). "Transformasi ini sebagai salah satu bukti keseriusan Kementerian Agama Republik Indonesia kepada masyarakat untuk senantiasa menghadirkan pendidikan tinggi yang sekarang berkualitas dan tetap mengedepankan moderasi beragama dalam setiap proses Tri Dharma Perguruan Tinggi" terangnya.
Agenda pembahasan kemudian dipimpin oleh Kasubdit Kelembagaan, Dr. H. Tobib Al-Asyar, MA. Adapun pembahasan yang dilakukan pada kegiatan ini diantaranya adalah pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Agama (RPMA) tentang transformasi dan perubahan bentuk status perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia. IAIN Kudus menjadi salah satu dari 12 PTKIN yang ikut bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
Pada kesempatan tersebut, Rektor IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si menyerahkan langsung proposal transformasi IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus. Pengambilan nama Sunan Kudus sebagai cikal bakal UIN ini sangat beralasan dan mendasar.
Menurutnya, spirit Sunan Kudus sebagai Waliyul Ilmi, menjadi nafas utama dari kampus dalam mengedepankan kebebasan akademik yang menerapkan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat. Dengan mengusung nilai-nilai Islam yang Humanis, Produktif dan Aplikatif, IAIN Kudus siap menyongsong transformasi menjadi UIN Sunan Kudus.
Dengan tagline sekarang ini “IAIN Kudus Menyapa Dunia”, nantinya UIN Sunan Kudus tetap membumi sembari mengusung semangat GUSJIGANG dari Sunan Kudus. GUSJIGANG merupakan akronim yang menggambarkan nilai luhur Sunan Kudus yg hidup di tengah masyarakat Kudus pada umumnya dan menunjukkan nilai-nilai bagus perilaku, pinter ngaji dan memiliki visi entrepreneurship (sukses berdagang). Adapun struktur keilmuan yang dikembangkan merupakan penerapan ajaran agama yang digambarkan dengan menara keilmuan sebagai mercusuar yang menerangi seluruh alam, demikian tegas Rektor IAIN Kudus ini.
Bagikan: