Jakarta (Pendis) - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), M. Arskal Salim GP menyampaikan apresiasi kepada Subdit Ketenagaan yang telah mencari distingsi dalam Sertifikasi Dosen (Serdos) di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
"Saya menyampaikan apresiasi karena telah mencoba mencari distingsi dalam memproses dosen PTKI yang akan mengikuti Serdos melalui instrumen wawasan Islam kebangsaan. Kalau dilihat bahasanya ini merupakan jalan tengah dan sangat relevan dengan kondisi saat ini," ungkapnya.
Ia menambahkan, "hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan Menag dalam beberapa kesempatan bahwa PTKI atau PTKIN adalah semua Perguruan Tinggi yang memuat "keagamaan", "keIslaman", dan "keIndonesiaan". Instrumen wawasan Islam kebangsaan yang sedang digodok ini tidak lain adalah sublimasi konsep moderasi Islam yang menjadi DNA dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam," papar Arskal.
Hal ini tidak lepas dari kondisi krisis wawasan Islam kebangsaan yang belakangan ini terjadi. "Kita sangat merasakan betul bahwa wawasan Islam kebangsaan ini penting. Untuk itu perlu mengidentifikasi atas kecenderungan paham dosen agar kedepannya tidak membahayakan moderasi Islam di PTKI dan lingkungan Kementerian Agama," tutur Guru Besar UIN Jakarta dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Sertifikasi Dosen di Jakarta, Rabu (04/04).
Kasubdit ketenagaan, Syafi`i menambahkan bahwa memang perlu adanya upaya peningkatan komitmen para dosen untuk selalu menjaga dan mencintai agama, bangsa dan negara Indonesia.
"Sejak memasuki era reformasi dan transisi demokrasi kita diberi kebebasan bersuara dan berpendapat. Seiring dengan itu ideologi apapun tumbuh dan berkembang masyarakat, baik yang mengusung pendekatan agama, ideology politik, maupun ekonomi menjadikan indonesia tempat sangat bebas dengan mengusung semboyan demokrasi. Untuk itu kita perlu membuat instrumen dalam menjaga komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan para dosen," pungkasnya. (ogie/dod)
Bagikan: