Bandung (Pendis) -- Seorang mahasiswa meraih anugerah Rektor. Anugerah itu diraihnya atas prestasi tembus jurnal terkareditasi Nasional Sinta 2. Gimana biar punya pengalaman tembus jurnal ilmiah.
Masa kuliah merupakan waktu yang tidak terputus, sejak semester pertama sampai semester akhir. Begitu pun menulis artikel ilmiah, ia kontinum (rangkaian) yang tidak terputus.
Ada pengalaman terkait hal ini. Mahasiswa latihan menulis di semester 3. Ia submit (mengirim) artikel ke jurnal di semester 4. Baru terbit saat ia semester 5. Masih mahasiswa yang bersangkutan, ia menulis artikel di semester 6, submit di semester 7, dan baru terbit setelah ia wisuda.
Hal itu bukan hanya pengalaman seorang mahasiswa. Melainkan dialami oleh sejumlah mahasiswa. Memang kualitas terbitan pasti membutuhkan masa waktu kontinum tanpa dibatasi semester. "Usaha tak akan hianati hasil."
Karena itu, perlu dibuat Academic Writing Project (Proyek Penulisan Akademik). Proyek ini memfasilitasi dan mengakomodasi inisiatif dan usaha-usaha serius publikasi ilmiah mahasiswa dalam durasi waktu semasa kuliah.
Publikasi ilmiah yang dimaksud adalah penerbitan artikel di jurnal ilmiah. Terutama jurnal terakreditasi Nasional index Sinta dan terlebih lagi jurnal internasional reputasi global. "Masa waktu diterima dan terbit relatif. Tapi butuh kontinum."
Semasa kuliah mahasiswa bimbingan dengan dosen. Apabila berhasil publikasi ilmiah, maka capaian tersebut bisa dikonversi menjadi nilai matakuliah. Bahkan, capaian publikasi ilmiah bisa untuk konversi (pengakuan) tugas akhir.
Publikasi ilmiah merupakan dedikasi, prestasi, dan kebanggaan. Anugerah ini bisa diusahakan melalui Proyek Penulisan Akademik (PPA). "Tentu saja sebuah kebanggaan ketika mahasiswa mampu tembus jurnal Sinta 2."
Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Bagikan: