Bandung (Pendis) -- UIN Sunan Gunung Djati Bandung mencapai prestasi gemilang dengan meraih akreditasi internasional untuk empat Program Studi dari FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation). Capaian menegaskan komitmen UIN Bandung dalam memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang diakui secara global.
FIBAA, lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Jerman, memberikan pengakuan kepada empat Program Studi di UIN Bandung berikut:
Pertama, Program Studi Pendidikan Islam (S3)
Program studi ini diakui oleh FIBAA karena pendekatannya yang holistik terhadap pembelajaran Pendidikan Islam yang mencakup aspek internasional dan keterampilan kepemimpinan.
Kedua, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (S2)
Keberhasilan Program Studi Hukum Ekonomi Syariah UIN Bandung dalam meraih akreditasi internasional menunjukkan standar keunggulan dalam Pendidikan hukum ekonomi syariah.
Ketiga, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (S2)
FIBAA memberikan pengakuan atas kualitas pendidikan komunikasi penyiaran berbasis ajaran Islam, mempertimbangkan kurikulum yang relevan dan integrasi pengetahuan di bidang komunikasi.
Keempat, Program Studi Studi Agama-Agama (S2)
Keunggulan dalam program studi ini terbukti dengan akreditasi internasionalnya, mencerminkan kompetensi dalam pengajaran dan riset dalam studi agama-agama dan pemahaman mendalam terhadap aspek inklusifitas keyakinan.
Rektor UIN Bandung, Rosihon Anwar, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini, "Akreditasi internasional dari FIBAA adalah pengakuan atas dedikasi dan upaya bersama dalam mencapai standar pendidikan tinggi yang tinggi. UIN Bandung akan terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan bermutu tinggi yang relevan secara global," tegasnya, Rabu (13/12/2023).
Ketua LPM UIN Bandung, Ija Suntana, menyatakan bahwa dengan mendapatkan akreditasi internasional dari FIBAA, UIN Bandung menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi standar internasional dalam memberikan pendidikan tinggi. “Diharapkan dapat membuka pintu untuk peluang kolaborasi dan pertukaran ilmiah dengan lembaga-lembaga internasional lainnya,” pungkasnya.
Bagikan: