Padang (Pendis) --- Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh tampil sebagai pembicara utama pada Rapat Kerja Nasional (Raker) Asosiasi Dosen Ilmu Perpustakaan (ASDIP) PTKI tahun 2023.
Kegiatan tersebut berlangsung mulai tanggal 5-7 Juni 2023 di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Selain Nazaruddin, turut hadir sebagai narasumber dosen prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang M Fadli SSos MI Kom.
Dalam presentasinya, Nazaruddin menjelaskan literasi digital sangat penting dalam menghadapi fenomena digital amnesia di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang terus berkembang pesat. Digital amnesia mengacu pada kecenderungan kita untuk mengandalkan teknologi digital untuk menyimpan dan mengakses informasi, sehingga mengurangi kemampuan kita untuk mengingat dan mengingat informasi secara mandiri.
Dalam era AI, di mana teknologi semakin menggantikan peran manusia dalam menyediakan dan mengolah informasi, literasi digital menjadi lebih penting dari sebelumnya. Kemampuan untuk menavigasi, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan teknologi digital dengan bijak dan efektif akan membedakan individu yang sukses dan berdaya saing dengan mereka yang tidak.
Lebih lanjut, dosen tetap prodi Ilmu Perpustakaan ini menjelaskan bahwa pustakawan memiliki peran kunci dalam memajukan literasi digital. Mereka dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan keterampilan dalam mencari, menyaring, dan menganalisis informasi digital. Pustakawan dapat menyediakan pelatihan dan sumber daya yang relevan, serta membantu pengguna dalam memahami dampak dan risiko dari teknologi digital.
Menurutnya, kompetensi pustakawan perlu berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Mereka harus memahami tren terbaru dalam teknologi informasi dan komunikasi, termasuk AI, untuk dapat membantu pengguna dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh perkembangan ini.
Pustakawan juga perlu memiliki keterampilan dalam mengelola dan mengorganisir sumber daya digital, serta memberikan bimbingan dan dukungan kepada pengguna dalam mengakses dan menggunakan informasi digital dengan tepat.
Selain itu, pustakawan juga dapat berperan sebagai mediator antara pengguna dan teknologi. Mereka dapat membantu mengisi kesenjangan digital dengan memberikan akses dan pelatihan kepada mereka yang tidak memiliki keterampilan atau akses ke teknologi digital. Dalam hal ini, pustakawan dapat berperan sebagai agen inklusi digital, memastikan bahwa semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan potensi teknologi digital untuk kepentingan mereka sendiri.
Dengan adanya literasi digital yang kuat dan pustakawan yang kompeten, masyarakat akan lebih mampu menghadapi digital amnesia dan memanfaatkan kecerdasan buatan serta teknologi digital lainnya dengan bijak. []
Tags:
ADIABagikan: