Palu (Pendis)--- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama dan Institut Leimena bekerja sama tentang pelaksanaan pengembangan pemahaman dan penerapan literasi keagamaan lintas budaya.
Kerjasama dua lembaga itu terjalin ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilakukan oleh Dekan FUAD UIN Datokarama Doktor Sidik, dan Direktur Operasional Institut Leimena I Vonny Tjandra, di UIN Datokarama, di Palu, Selasa (16/7).
Doktor Sidik mengatakan perjanjian kerja sama ini merupakan pelaksanaan atas nota kesepahaman dan diselenggarakan atas semangat pengabdian kepada masyarakat, dan bangsa Indonesia, untuk secara bersama-sama menyelenggarakan program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) bagi penyuluh agama dan pendidik agama lainnya.
"Ruang lingkup perjanjian kerja sama ini menerangkan bahwa para pihak bersepakat mengadakan kerja sama dalam berbagai program, dan kegiatan program internasional bersertifikat," kata Sidik.
Ia menambahkan bahwa perjanjian kerja sama ini berlaku sampai dengan 16 Juli 2027 sejak ditandatangani, serta dapat diperpanjang, diubah, atau diakhiri atas persetujuan para pihak.
Rektor UIN Datokarama Profesor Kiai Haji Lukman Thahir mengapresiasi terjalinnya kerja sama antara FUAD UIN Datokarama dengan Institut Leimena.
Kata Rektor, melalui kerja sama itu mahasiswa FUAD yang sebelumnya telah diberikan penguatan pemahaman moderasi beragama, akan dikuatkan lagi pemahamannya dengan program literasi keagamaan lintas budaya.
"Dengan program tersebut, mahasiswa akan dikuatkan pada tiga kompetensi meliputi kompetensi individual, kompetensi komparatif, dan kompetensi kolaboratif," ungkapnya.
Profesor Lukman yang merupakan Guru Besar sekaligus Pakar Filsafat menerangkan bahwa, pada kompetensi individual yaitu mahasiswa diperkuat wawasannya mengani agama yang diyakininya.
Kemudian, kompetensi komparatif yaitu mahasiswa akan diajarkan dan dikenalkan mengenai ajaran agama lain dari sumber aslinya, dan kompetensi kolaboratif yaitu bagaimana bisa bekerja sama meskipun berbeda keyakinan, budaya, bahasa dan sebagainya.
"Hal ini penting, karena mahasiswa UIN Datokarama khususnya FUAD sebahagian besar adalah mereka yang nantinya akan menjadi penyuluh agama," ujarnya.
Rektor menyatakan bahwa mahasiswa FUAD yang nantinya menjadi penyuluh agama, merupakan orang - orang yang berada di garda terdepan dalam melawan intoleransi dan radikalisme
Tags:
UINBagikan: