Malaysia (Pendis) – Keberlanjutan warisan intelektual dari tokoh-tokoh Cirebon dan Sunda terangkat ke panggung internasional saat dosen-dosen dari Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi pusat perhatian dalam Seminar bertajuk "Qur’an and Hadith Studies in Malaysia and Indonesia" di Universiti Islam Antarbangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UniSHAMS) Malaysia pada Selasa, (05/03/2024).
Dalam seminar internasional yang digelar pada 5 Maret 2024 oleh Kulliyyah Ushuluddin Sains Al-Qur’an dan Bahasa Arab UniSHAMS, empat dosen dari Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) serta Jurusan Ilmu Hadis (ILHA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon hadir sebagai pembicara. Dr. Anwar Sanusi M.Ag, Dekan FUA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, menyambut baik undangan tersebut, mengutus delegasi dosen untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dalam suasana yang dihadiri oleh tokoh intelektual dan akademisi dari berbagai negara, para dosen dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon mempresentasikan kajiannya dengan beragam tema menarik terkait pemikiran tokoh Cirebon dan Sunda mengenai Al-Quran dan Hadis. Dalam penampilan yang bersandingan dengan intelektual dari Mesir, Yaman, Malaysia, dan Indonesia, delegasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon berhasil menonjolkan keunikan dan kekayaan pemikiran lokal.
Salah satu momen menarik adalah presentasi Dr. Hartati, M.Ag., yang mengulas peran ulama perempuan di wilayah Cirebon dalam proses pentransmisian hadis. Menyoroti keterlibatan ulama perempuan atau yang populer disebut Nyai, Dr. Hartati menekankan peran vital mereka dalam menyebarkan hadis dan memberikan pemahaman mengenai isi kandungan hadis kepada masyarakat.
Dr. Achmad Lutfi S.Ag., M.S.I., dosen IAT, turut memikat perhatian dengan paparannya tentang kearifan lokal dalam tafsir al-Qur’an berbahasa Sunda. Ia memperkenalkan kepada peserta seminar bahwa ada tafsir al-Qur’an berbahasa Sunda yang memasukkan kearifan lokal dalam komunikasi kandungan ayat al-Qur’an kepada audiens tafsirnya. Inisiatif ini melibatkan aspek-aspek kearifan lokal, seperti tradisi masyarakat Sunda, kondisi alam setempat, dan kata-kata bijak yang populer di kalangan masyarakat.
Dalam kegiatan seminar internasional yang dihadiri oleh tokoh-tokoh akademis dari berbagai negara, Prof. Aan menjelaskan peran strategis FUA dalam menghasilkan kajian-kajian berkualitas tinggi. Ia menyampaikan bahwa dosen-dosen FUA tidak hanya memiliki keahlian dalam studi klasik, tetapi juga mampu mengintegrasikan kearifan lokal dalam pemahaman Al-Quran dan Hadis.
"Kami di FUA IAIN Syekh Nurjati Cirebon bangga dapat berbagi pandangan dan penelitian kami dalam forum internasional ini. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa pemikiran Islam dari Cirebon juga memiliki sumbangan yang berharga dalam studi Al-Quran dan Hadis," ujar Prof. Aan.
Semua presentasi dosen FUA IAIN Syekh Nurjati Cirebon mendapat sorotan positif dan apresiasi dari peserta seminar internasional. Dekan FUA, Dr. Anwar Sanusi M.Ag., merasa bangga dengan pencapaian ini, mengakui bahwa partisipasi aktif dosen dalam forum internasional semacam ini merupakan prestasi gemilang yang harus diapresiasi. Keberhasilan ini sejalan dengan visi Rektor IAIN Syekh Nurjati, yang menginginkan kampusnya menjadi pusat ilmu yang unggul dan mendunia.
Bagikan: