Lhokseumawe (Pendis) – Tiga Dosen beserta tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menjadi pembicara pada kegiatan Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat (PKM) Internasional II yang dilaksanakan secara hybrid di aula Hasanuddin, KBRI Kuala Lumpur Malaysia, pada Sabtu (11/11/2023).
Ketiga dosen tersebut diantaranya Dr. Malahayatie, MA, Dr. Mukhtasar, MA, Dr. Taufiq, MA bersama mahasiswa Rindi Rivalni, Vina Thalia Syalsabilla dan Muhammad Fakhrul Rezha. Ketiganya membahas tentang tema "Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia negara penempatan Malaysia untuk meningkatkan kapasitas dan persiapan kemandirian".
Forum ilmiah yang di falisitasi oleh LSM Sharing Indonesian Academic Community dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dilaksanakan untuk mengedukasi para Pekerja Migran Indonesia di negara Malaysia yang menjadi tenaga kerja yang lebih mandiri dan memiliki potensi, selain itu juga turut diikuti oleh berbagai peserta dari berbagai kampus di Indonesia.
Malahayatie dalam paparan materinya yang berjudul Pemberdayaan Islamic Business Softskill bagi peningkatan kemandirian Pekerja Migran Indonesia (PMI) menyampaikan tujuannya PKM ini para PMI mendapatkan pembekalan diri dan pemberdayaan potensi untuk menjadi tenaga kerja yang sukses dengan mempertahankan prinsip dan nilai Keislaman dalam memberlakukan empat softskill yang ada pada diri Rasulullah. Terangnya.
“Sebagai tenaga kerja tentunya harus memiliki kemampuan dasar softskill yang mendukung potensi dan kemandirian diri dalam dunia bisnis dimanapun mereka bekerja.” Tuturnya dalam materi.
Hasil dari kegiatan ini para PMI di Malaysia mendapatkan pemberdayaan dan pengetahuan tentang berbagai softskill yang dapat di gunakan untuk memupuk sikap mental dan kemandirian bagi mereka sebagai pekerja di Malaysia maupun ketika mereka sudah kembali ke Tanah Air Indonesia. Urgensi dari pemberdayaan Islamic business softskill adalah mencakup sifat siddiq (Integritas), Amanah (Fidusia), Fatanah (Intelektual), Tabligh (Freaching).
Sementara Taufiq dalam materinya yang berjudul "Revitalitas Lembaga Filantropi Berbasis Komunitas Migran Dalam Memberdayakan Warga Migran" melakukan analisa data tentang kondisi migran Indonesia di Malaysia terkadang sangat memprihatinkan. Apalagi berkenaan dengan kondisi sosial dan ekonomi.
Disisi lain ada peluang yang sangat besar untuk Memberdayakan mereka dari berbagai aspek, termasuk kesehatan dan pendidikan serta yang terpenting adalah pemberdayaan ekonomi. Tuturnya.
“Ada potensi besar yang dimiliki oleh migran Indonesia yaitu berkenaan dengan status mereka yang mayoritas muslim. Kesadaran akan tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh orang Indonesia sangat tinggi. Artinya sikap kedermawanan orang Indonesia dari hasil survey pada urutan pertama,” jelasnya.
Modal filantropi ini bisa dijadikan sebagai modal sosial bagi komunitas migran di Malaysia untuk meningkatkan solidaritas sesama migran dengan membuat struktur atau entitas filantropi.
Sedangkan Mukhtasar, yang juga Dekan FEBI mengangkat paparan materi tentang Judul Sosialisasi nilai-nilai Pancasila bagi PMI di Malaysia.
(AR)
Bagikan: