Bandung (Pendis)--Untuk pertama kalinya Fakultas Dakwah dan Komunikasi menyelenggarakan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah wanita di Indonesia.
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umrah Wanita ini merupakan sertifikasi angkatan 23 reguler, yang diselenggarakan oleh Ditjen PHU Kementerian Agama Republik, bekerjasama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di Hotel Shakti Jalan Soekarno Hatta Nomor 735, Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, sejak Rabu-Senin (1-6/3/2023).
“Biasanya sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah untuk laki-laki dan perempuan, namun untuk kali ini pesertanya hanya perempuan,” ujar Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dalam sambutan ketika pembukaan acara sertifikasi pembimbing haji dan umrah wanita.
“Kegiatan ini merupakan jawaban keinginan Pak Menteri Agama, yang menginginkan adanya pembimbing haji dan umrah dari kalangan perempuan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan apresiasinya kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, yang sudah 23 kali mengadakan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah,” ujar Prof. Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag, MMC, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Peserta sertifikasi pembimbing haji dan umrah wanita ini semuanya ada 50, yang terdiri dari berbagai perwakilan organisasi masyarakat, yaitu dari Muslimat Nahdlatul Ulama, Fatayat Nahdlatul Ulama, Aisiyah Muhammadiyah, Persatuan Islam, Alwasliyah, Perwati, Mathlaul Anwar, dosen UIN, Kemenag Pusat, Kanwil dan Kemenag Kabupaten Kota.
Peserta tersebar tidak hanya dari Jawa Barat, namun ada juga yang dari luar Jawa Barat.
“Asal pesertanya beragam, ada yang dari wilayah kabupaten dan kota Jawa Barat, bahkan ada juga yang dari Jawa Tengah,” ujar Dr. H. Arif Rahman, selaku ketua panitia harian kegiatan sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah wanita.
Meskipun pesertanya wanita, namun bobot materi, metode, praktik, narasumber yang terdiri dari akademisi 60 % guru besar, praktisi, dan stakeholder dari PHU Kementerian agama RI. Tidak ada yang dibedakan dengan peserta dari kalangan laki-laki. Jadi, diharapkan bisa memiliki kualitas dan kompetensi yang sama, antara pembimbing wanita dan laki-laki, sehingga kedua-duanya bisa bekerja profesional sebagai petugas haji dan umrah.
Dalam kegiatan ini, panitia sertifikasi juga melibatkan mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umrah, sebagai media pembelajaran agar bisa mempersiapkan SDM yang handal dalam bidang PHU.
“Melibaktan mahasiswa sebagai bentuk pembelajaran mahasiswa, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, terakhir turut aktif juga dalam melakukan evaluasi,” ujar Dr. H. Asep Iwan Setiawan, Ketua Jurusan Manajemen Haji dan Umrah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.*
Tags:
uinBagikan: