Pandeglang (Kemenag) – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syekh Manshur Pandeglang menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) dan Dialog Publik bertema “Kepemimpinan Berbasis Kolaborasi di Era Globalisasi Menuju Indonesia Emas 2045”, Sabtu–Minggu (17–18 Mei 2025), di Aula STAI Syekh Manshur.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintahan, legislatif, hingga alumni kampus. Hadir di antaranya, Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Banten Imam Santoso, Wakil Ketua I DPRD Pandeglang Fikri Febriansyah, Anggota DPRD Pandeglang yang juga alumni STAISMAN Solekhudin, serta Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi.
Ketua DEMA STAISMAN, Dixy Ramadhan, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya paham teori, tetapi juga sadar akan realita tantangan bangsa. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil harus jadi semangat bersama,” ujarnya.
Imam Santoso dari Dispora Banten mengungkapkan bahwa kolaborasi bukan hanya strategi, tapi kebutuhan di tengah dunia yang terus berubah.
“Globalisasi menuntut sinergi. Kolaborasi menghasilkan empat manfaat utama: sinergi, inovasi, peningkatan kualitas SDM, dan pemberdayaan masyarakat,” terangnya.
Senada dengan itu, Wakil Ketua DPRD Pandeglang Fikri Febriansyah dan Anggota DPRD Solekhudin menilai sektor swasta memiliki peran vital sebagai penyedia teknologi, inovasi, dan lapangan kerja.
“Sementara masyarakat sipil adalah motor perubahan sosial dan pengawas kebijakan publik. Kolaborasi antar elemen ini akan memperkuat fondasi pembangunan,” kata mereka.
Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi pun menyambut baik inisiatif mahasiswa STAISMAN.
“Pemerintah punya tanggung jawab menciptakan regulasi yang mendukung kolaborasi. Kami berharap kegiatan semacam ini bisa digelar secara rutin,” ujar Iing.
Secara terpisah, Ketua STAI Syekh Manshur, Nandang Kosim menambahkan, bentuk kolaborasi bisa diterapkan dalam banyak aspek seperti pendidikan, teknologi, infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Visi Indonesia Emas 2045 hanya bisa tercapai jika kepemimpinan kita dilandasi semangat kolaborasi. Itulah kunci menjadi negara maju dan berdaya saing,” pungkasnya.
Bagikan: