Dosen IAI Sunan Giri Temukan Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Sekolah Berasrama (Studi Multikasus Di Pondok Pesantren. Penelitian ini dilatar belakangi karena telah memudarnya karakter bangsa yang terjadi dalam pendidikan nasional. Dimana, nilai-nilai kearifan lokal telah terbungkus oleh kuatnya arus pendidikan global yang berujung pada intelektualitas dijadikan ukuran dan mendominasi dalam menempuh pendidikan. Akibat daripada pola pembangunan pendidikan nasional tersbeut mengakibatkan menipisnya tatakrama, etika serta kreativitas para pelajar.
Di berbagai tempat, seperti di sekolah, di jalan, di rumah, bahkan di media masa dengan mudah kita saksikan berbagai tindak kekerasan yang menunjukkan tidak terpatrinya pendidikan karakter dan pekerti. Adanya terjadinya kerusahan antar pelajar, dan pemukulan siswa kepada guru menjadi bukti konkrit tentang menipisnya pembangunan karakter dalam pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter dipandang sebagai solusi tepat dalam menghasilkan peserta didik nasional yang memiliki kepribadian unggul, berakhlaq mulia dan menjunjung tinggi ke-Indonesia-an menyeluruh.
Tantangan saat ini dan kedepan adalah bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai kekuatan bangsa. Oleh karena itu, implementasi pendidikan yang berbasis character building menjadi sangat penting dalam rangka membangun bangsa dan negara yang maju dan unggul. Pendidikan secara tegas menjadi media terpenting dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki. Salah satu pendidikan yang dianggap berhasil dalam mengembangbiakkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal adalah pendidikan di pondok pesantren. Dimana pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki sistem terpadu antara asrama, kyai (guru), dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya yang menjadi pusat pencerdasan karakter santri-santrinya, baik spiritual, intelektual dan emosional.
Penelitian yang dilakukan Roudlatun Nimah, Siti Labib Kusna, dan Esthih Fithriyana (Dosen IAI Sunan Giri Bojonegoro) ini merupakan program bantuan penelitian yang dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2018. Penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Modern Al Rosyid Dander Bojonegoro dan Pondok Pesantren At-tanwir Talun Bojonegoro. Tepatnya di Desa Sumber Tlaseh Kecamatan Dander Bojonegoro.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran pendidikan karakter berbasis kearifan lokal berasrama di Pondok Pesantren Modern Al Rosyid Dander Bojonegoro dan Pondok Pesantren At-tanwir Talun Bojonegoro. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adlah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pembelajaran pendidikan karakter berbasis kearifan lokal sekolah berasrama di Pondok Pesantren Modern Al Rosyid Dander Bojonegoro dan Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Bojonegoro.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian campuran (mixed method). Metode ini digunakan untuk mengkombinasikan metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Pemilihan dalam menggunakan metode ini karena menghasilkan fakta yang lebih komprehensif, reliabel, valid dan obyektif. Dimana dengan menggunakan metode ini peneliti menggabungkan teknik, metode, pendekatan, konsep penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Pada sisi lain, metode campuran juga disebut sebagai metodologi yang memberikan asumsi filososfis dalam memberikan petunjuk cara pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalaui beberapa fase penelitian.
Secara spesifik, metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran eksploratoris sekuensial. Dimana, dimulai dengan mengumpulkan data dan menganalisis data kualitatif untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian pada tahap kedua, mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dalam menjawab rumusan masalah. Sementara itu, sebagai subyek dalam penelitian ini adalah para siswi dari Pondok Pesantren Modern Al Rosyid Dander Bojonegoro dan Pondok Pesantren At-Tanwir Talun Bojonegoro. Dimana masing-masing siswi oleh peneliti diambil 50 peserta didik berjenis kelamin perempuan (santriwati) yang bermukim atau bertempat tinggal di pondok (asrama).
Penelitian ini menghasilkan bahwa kareakter yang dikembangkan di pondok Pesnatren Al-Rosyid ini terdapat pada panca jiwa pondok yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kekebasan. Adapun cara pengembangannya dengan keteladanan, memotivasi semua elemen pesantren yang bertanggungjawab baik terhadap jajaran asatidz dan asatizdah maupun jajajaran pengurus, karena mereka berkecimpung secara langsung dengan santri, kemudian selanjutnya peningkatan spiritual santri (manajemen qolbu). Hal ini menjadi penting sebagai dasar para santri berkehidupan dan bermasyarakat. Adapun cara mengembangkannya adalah, pertama, dengan mentaati semua peraturan yang ada di pondok pesantren secara ikhlas dan kesadaran diri sendiri. Kedua, tadhim dan mentaati pimpinan pondok, asatidz dan asatidzah. Ketiga, berusaha mengimplementasikan ilmu yang didapat di kelas maupun di luar kelas, misalnya beberapa nasihat yang disampaikan oleh pimpinan pondok.
Peran kearifan lokal Ponpes Al Rosyid membutuhkan proses yang sangat lama, begitu juga dalam pembentukan karakter santri. Sementara karakter yang telah lama ditanamkan dalam pondok pesantren yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan.
Sedangkan pengembangan pendidikan karakter di pondok Pesantren At-Tanwir adalah keikhlasan, kesederhanaan, kegotongroyongan, berdikari dan ukhuwah Islamiyah. Dengan motto "Berbudi luhur, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas". Adapun cara mengembangkannya yaitu: pertama, pemantapan keimanan, ketauhidan dan meningkatkan spiritual santri. Kedua, pemahaman dan pendalaman ilmu-ilmu dhn lebih diutamakan dengan pemantapan dalam ilmu bahasa Arab. Ketiga, mengkoordinir dan memantau jalannya keorganisasian pada anggota OSA (Organisasi Santri At-Tanwir). Teknis daripada pengembangan pendidikan karakter tersbut adalah dengan terbentuknya tata tertib agar supaya meningkatkan kedisiplinan para santri dan kegiatan, membuat berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan wawasan pada santri, serta berupaya menjadi suri tauladan yang baik dan mengaplikasikan ilmu yang diterimanya baik kepada santri maupun masyarakat secara luas.
Peran kearifan lokal di pesantren At-Tanwir yaitu dtekankan dalam hidup sederhana, misalkan dalam menentukan menu makanan, cara berpakaian, dan lain-lain. Sehingga peran tersebut menjadi signifikan dalam membentuk karakter para santri atau anak didik.
Dengan demikian, kearifan lokal yang berupa nilai-nilai karakter mempunyai peran dalam kehidupan peserta didik baik di dalam pondok (asrama) maupun di luar pondok (asrama) terutama dalam pendidikan karakter peserta didik. Hal ini karena di pondok pesantren menekankan pembiasaan, pemahaman, pengontrolan menuju pengamalan (action).
Penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa peneliti mengakui dengan penelitian ini bahwa belumlah final. Oleh karena itu para peneliti selanjutnya agar dapat memperluas sampel yang diteliti tidak hanya pada satu kabupaten saja agar data yang diperoleh lebih valid dan dapat digeneralisasi. Selain itu juga menyarankan para peneliti selanjutnya untuk menambah indikator karakter berbasis kearifan lokal, tidak hanya sebatas tujuh karakter seperti yang telah peneliti telliti, sehingga memperoleh data penelitian karakter berbasis kearifan lokal yang lengkap dan beragam.
Roudlatun Nimah, Siti Labib Kusna, dan Esthih Fithriyana (IAI Sunan Giri Bojonegoro)
Kontributor : ono
Editor : dod
Bagikan: