Jembrana (Pendis) - Awal tahun 2024, Tim Hipotesa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Jembrana berhasil meraih Gold Medal pada ajang Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada Minggu (14/01/2024).
Tim hipotesa ini terdiri dari Mohammad Hafidz Arifbillah (XII IPA 2), Muhammad Ziyad Wafi Sidqi (XII IPA 2), Adinda Keisha Salsabila Hidayat (XII IPA 1), dan Nanda Lanang Muhammad Farauh Ajuj (XI Saintek 1).
Keempat siswa berbakat tersebut mampu mencuri perhatian dewan juri dengan penelitian mereka yang berfokus pada pengaruh gas rumah kaca yang dihasilkan oleh keramba jaring apung terhadap pertumbuhan Lamun dan Bentos di Teluk Pegametan, Sumberkima, Buleleng, Bali.
Hasil observasi yang dilakukan terkait dengan ekosistem laut yang menemukan fakta bahwa Lamun dan Bentos sudah terlihat mengalami gangguan yang diakibatkan dari aktivitas keramba jaring apung. Indikator ini terlihat dari keragaman Lamun yang rendah dan beberapa jenis Bentos (Porifera) mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap.
“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah atas kesempatan prestasi yang kami raih. Perjuangan berpacu dengan pasang surutnya air laut serta teriknya cuaca panas di lokasi penelitian merupakan tantangan tak terlupakan,” jelas Ziyad (salah satu anggota Tim Hipotesa).
Adinda dan rekannya menambahkan ucapan terima kasih kepada tim pembina riset MAN 1 Jembrana, orang tua, kepala madrasah, dan seluruh civitas akademika MAN 1 Jembrana. Bagi mereka prestasi ini tidak dapat diraih tanpa dukungan dan doa dari semua pihak.
Sementara, Agus Subagya, selaku Kepala MAN 1 Jembrana mengucap bangga atas raihan emas yang ditorehkan oleh siswa-siswinya. Agus mengatakan Hipotesa merupakan salah satu wadah di dalam Program Unggulan Prestisius Mansaja yang terus mendongkrak prestasi MAN 1 Jembrana.
Menurutnya, inovasi dan kreativitas para pembina dan siswa-siswi mampu mengharumkan nama MAN 1 Jembrana. Medali emas intenasional yang ke sekian kalinya ini bagi Agus sebagai tolok ukur bahwa MAN 1 Jembrana menjadi salah satu madrasah dengan klasterisasi unggul.
Agus berharap prestasi ini dapat diikuti oleh seluruh subprogram yang ada pada Prestisius Mansaja. Ia mengucapkan terima kasih kepada Tim Pembina Hipotesa MAN 1 Jembrana.
“Tentunya selaku pimpinan sangat bangga sekali dengan prestasi internasional yang diraih oleh siswa-siswi melalui dunia riset," ujarnya.
Tim Hipotesa, kata Agus, sebagai salah satu program unggulan pada Prestisius Mansaja memang tidak pernah berhenti memberikan yang terbaik bagi MAN 1 Jembrana.
"Patut diacungi jempol inovasi dan kreativitas pembinaan yang dikembangkan oleh Hipotesa," tutur Agus.
Medali emas pada ajang GYIIF ini, lanjutnya, menjadi tolok ukur bahwa MAN 1 Jembrana layak diperhitungkan sebagai madrasah unggulan.
"Harapan saya ke depan, prestasi besar di awal tahun ini menjadi pemantik lahirnya berbagai prestasi bidang lainnya. Saya selaku pimpinan juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Pembina Hipotesa Ibu Lilik Muntamah, M.Si. atas kerja kerasnya sehingga mampu mengantarkan siswa-siswi ke puncak prestasi,” pungkas Agus.
Bagikan: