Rembang (Pendis) – Perundungan atau bullying saat ini telah dicegah untuk berkembang di madrasah. Perundungan mengakibatkan menurunnya mental peserta didik. Karena itu, LPA Klaten bermitra dengan UNICEF dan Kementerian Agama, memilih empat madrasah di Jawa Tengah untuk menjadi pilot project Roots, salah satunya MTsN 1 Rembang. Roots merupakan program pencegahan perundungan dan kekerasan. Program Roots ini telah dilaunching pada Rabu (1/3/23) di halaman MTsN 1 Rembang.
Acara digelar dengan mendatangkan fasilitator dari LPA Erry Pratama dan Imam Adriyanto. Hadir pula Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Sya’dullah. Sya’dullah turut bangga atas terpilihnya MTsN 1 Rembang sebagai pilot project Roots. “MTsN 1 Rembang ditunjuk sebagai pilot project oleh Kementerian Agama sebagai Madrasah anti bullying dan disiplin positif yang kegiatannya difasilitasi oleh LPA Klaten bermitra dengan UNICEF,” kata Sya’dullah,Kamis (2/3/2023).
Kegiatan Roots dilaksanakan selama 3 bulan, sejak November- Februari dengan 14 pertemuan. Materi mencakup perkenalan 30 agen perubahan, manajemen konflik, bagaimana menambah jejaring social,anti bullying, membedakan perilaku hubungan sehat dan tidak sehat. Selain itu juga bagaimana cara memuji seseorang, mengenali pemimpin yang berkarakter, perilaku positif, mengembangkan kesepakatan siswa anti bullying, mengembangkan role playing, memahami masalah bullying, upload sosmed Ayo membuat perubahan dengan hashtag Impianku, aksiku dan ceritaku, dan membuat inisiasi roots day.
Festival roots day dimulai dengan tampilan hadroh siswa MTsN 1 Rembang. Tampilan story telling “Bawang merah bawang putih” yang sangat memukau oleh Fitrotullah Syakiroh Affat (8F) dan Suwanda Fitri Nafiah(7H). Selain itu ada pula penampilan ”The Crying Stone serta pidato Bahasa Inggris oleh M. Riski Adwiyanto (9C) bertajuk ”The important of education speech”.
Acara festival disambut suka cita oleh seluruh siswa. Dalam sambutannya, Suhadak menekankan kepada siswa-siswi untuk selalu Bahagia dan tidak saling membully. “Semoga kegiatan roots bisa membawa perubahan positif di madrasah,” harap Suhadak.Erry Pratama menyampaikan kesepakatan untuk No Bullying Yes Prestasi. Erry menyampaikan 3 pesandari UNICEF yaitu bersepakat untuk tidak menikah di usia anak dan bijak bermedia social. Terakhir, kepada 30 agen perubahan menebarkan perilaku positif no bullying. “Semoga kelak siswa-siswi MTsN 1 Rembang dikenal oleh media dengan banyaknya prestasi bukan karena kriminalnya,” katanya.(Budi Utomo/Shofatus Shodiqoh)
Tags:
madrasahBagikan: