Malang (Kemenag) — Dalam rangka percepatan implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), MTs Negeri 3 Malang menggelar kegiatan koordinasi intensif bersama seluruh tenaga pendidik. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (2/5/2025) di Aula Asrama Putri ini menjadi bagian dari upaya strategis madrasah setelah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sebagai salah satu madrasah piloting dalam penerapan awal KBC.
Wakil Kepala Bidang Akademik, Indah Afifah, memimpin langsung jalannya koordinasi. Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya keselarasan antara capaian pembelajaran, materi ajar, dan dokumen perencanaan yang disusun oleh guru. “Implementasi KBC harus dimulai dari pemetaan yang matang antara capaian pembelajaran dan materi, yang kemudian dituangkan secara sistematis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),” ujarnya.
Indah menambahkan bahwa semua perangkat pembelajaran yang disusun harus mengacu pada Panduan Implementasi KBC dari Direktorat KSKK Madrasah. “Panduan ini tidak hanya memberikan strategi teknis, tetapi juga menjadi rujukan dalam menanamkan nilai-nilai cinta di setiap proses belajar dan interaksi guru-murid,” jelasnya.
Kepala MTsN 3 Malang, Hj. Warsi, menekankan bahwa KBC merupakan ikhtiar penting dalam menyiapkan generasi berilmu, berakhlak, dan penuh kasih sayang. “Kurikulum ini menyatukan dimensi spiritual, sosial, dan kebangsaan dengan nilai-nilai cinta universal, seperti cinta kepada Allah Swt., Rasulullah saw., diri sendiri, sesama, lingkungan, dan bangsa,” terang Hj. Warsi.
Ia mencontohkan bagaimana guru dapat memulai pembelajaran dengan apersepsi yang menyentuh hati, misalnya mengajak siswa merenungi keindahan ciptaan Tuhan. “Bagian inti pembelajaran bisa diisi dengan tayangan inspiratif atau kisah keteladanan Rasulullah saw. yang relevan dengan tema cinta. Di akhir sesi, guru dapat memandu refleksi dan meminta siswa menyebutkan satu aksi nyata yang akan mereka lakukan sebagai wujud cinta,” jelasnya.
Melalui pendekatan ini, MTsN 3 Malang berharap dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih humanis, inklusif, dan memanusiakan setiap individu. “Semangat cinta dalam KBC tidak hanya menjadi nilai ajar, tetapi menjadi budaya yang hidup di madrasah,” tegas Hj. Warsi.
Kegiatan koordinasi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antar guru untuk menghidupkan KBC secara menyeluruh. Dengan komitmen dan semangat kolaboratif yang tinggi, MTsN 3 Malang siap menjadi pionir dalam transformasi pendidikan Islam berbasis cinta.
Bagikan: