Jakarta (Pendis)—Program-program yang baik perlu dipublikasikan kepada khalayak luas, sehingga menjadi sebuah etalase keberhasilan program tersebut, termasuk juga program REP-MEQR, hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo saat memberikan arahannya pada kegiatan Pelatihan Penguatan Publikasi Program REP-MEQR (Madrasah Reform) kepada para pengelola program REP-MEQR, Rabu (29/11/2023).
Menurutnya publikasi terkait program REP-MEQR dapat dilakukan para pengelola program sendiri atau dengan melibatkan para pelaksana kehumasan yang ada di unit masing- masing sebagai garda terdepan terkait informasi yang berhubungan dengan Madrasah untuk gencar mensosialisasikan Program REP-MEQR, ucapnya.
“Publikasi merupakan etalase suatu Lembaga dan juga garda terdepan dalam perwajahan Lembaga, termasuk untuk program REP-MEQR ini, sosialisasikan program dengan jelas dan baik dengan berbagai konten kreatif, meme menarik, dan desain yang apik sehingga masyarakat luas dapat mengetahui berbagai hal mengenai program ini”
Wibowo mengungkapkan, Kementerian Agama yang memiliki ribuan satuan kerja dengan puluhan ribu pegawai seharusnya menjadi sebuah kekuatan besar dalam mengubah wajah Kementerian Agama lewat postingan-postingan baik di akun media sosial pribadi dan akun media sosial lembaga, akan tetapi hal ini terkendala untuk mewujudkannya disebabkan kurangnya kesadaran diri untuk mengambil peran dalam publikasi dan kurangnya saling koordinasi antar pihak terkait, ujarnya.
Selain itu juga Wibowo menyampaikan bahwa perlu untuk membangun sinergi dengan media massa sebagai corong informasi Lembaga dan perlu memanfaatkan semua platform media sosial yang ada dalam proses sosialisasi, dengan demikian daya jangkau akan lebih maksimal. Hal ini berbanding lurus dengan upaya membangun kepercayaan publik terhadap Kementerian Agama.
Selanjutnya, Wibowo menambahkan bahwa dibutuhkan melakukan inovasi- inovasi terkait dengan publikasi sehingga publikasi yang disampaikan dapat lebih mengena ke masyarakat dan stakeholder. Terakhir, lanjut Gus Bowo demikian sapaan akrabnya, bahwa perlu juga merumuskan sebuah strategi komunikasi dalam hal pelaksanaan publikasi, sehingga memiliki acuan dalam pengambilan langkah stretegis, pungkasnya.
Tags:
madrasahBagikan: