Jombang (Kemenag) — Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng memperkuat jejaring akademik global dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Markaz Inma’, lembaga riset dan kajian asal Maroko. Penandatanganan dilakukan di ndalem kasepuhan Pesantren Tebuireng, Sabtu (17/5/2025), sebagai langkah awal menuju penyelenggaraan Konferensi Internasional Turats Hadis (Muktamar Turats Nabawi/MUTUN) pada September 2025 mendatang.
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan kebahagiaan atas kunjungan delegasi Maroko yang dipimpin oleh Prof. Mariam Ait Ahmed, seorang cendekiawati terkemuka dan penggerak dialog lintas peradaban dari Universitas Ibn Tofail Kenitra, Maroko.
"Kerja sama ini menjadi pintu masuk strategis dalam penguatan riset dan pertukaran keilmuan antara Indonesia dan Maroko, khususnya dalam studi Islam dan pemikiran hadis," tutur KH. Abdul Hakim dalam bahasa Inggris.
Prof. Mariam, yang juga Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Maroko, menyatakan kekagumannya terhadap sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Menurutnya, pendiri Nahdlatul Ulama tersebut layak dikenalkan lebih luas di forum-forum internasional.
“KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama sekaligus negarawan yang langka. Sayangnya, beliau belum banyak dikenal di tingkat global. Ini menjadi tugas kita bersama untuk mengenalkan beliau sebagai simbol nasionalisme dan keulamaan,” ujar Prof. Mariam.
Dalam pertemuan itu, Prof. Mariam bahkan menggagas penulisan biografi internasional KH. Hasyim Asy’ari, serta membuka peluang penerbitan karya-karyanya di Indonesia melalui Tebuireng. Ia juga memberikan akses untuk mencetak hasil-hasil riset dan tahqiq yang selama ini digarap bersama Ma’had Aly dan Kementerian Agama RI melalui Markaz Inma’.
Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, Dr. Achmad Roziqi, menyambut antusias kerja sama ini. Ia menyinggung keterlibatan mahasiswa Indonesia dalam penelaahan kitab-kitab turats Kiai Hasyim, termasuk Kafful Awam Anil Haudi fi Syarikatil Islam, yang pernah diteliti oleh peserta KTI (Karya Tulis Ilmiah) dari Maroko.
Lebih jauh, Ma’had Aly melalui Marhalah Tsaniyah (M2) akan menggelar Muktamar Turats Nabawi (MUTUN), konferensi internasional yang berfokus pada kajian hadis dan ilmu hadis berbasis manuskrip klasik. Prof. Mariam menyatakan komitmennya untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam agenda tersebut.
Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem keilmuan Islam yang kolaboratif dan mendunia. Tebuireng, dengan warisan KH. Hasyim Asy’ari, kini bersiap menjadi simpul strategis kajian hadis internasional.
Bagikan: