Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Inkubasi Bisnis Pesantren tahun 2022

Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Inkubasi Bisnis Pesantren tahun 2022


Semarang (Pendis) — Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) gelombang kedua bagi para calon penerima bantuan Program Inkubasi Bisnis Pesantren tahun 2022. Total ada 217 Pesantren yang mengikuti bimtek kali ini.

Pesantren-pesantren tersebut sebelumnya telah terseleksi sebagai calon penerima bantuan, dan oleh karenanya berhak mengikuti Bimtek selama tiga hari yang dilaksanakan di Semarang sejak Senin hingga Rabu (21-23/11).

Bimbingan Teknis dibuka langsung oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghoffur. Dalam sambutannya, Waryono mengungkapkan bahwa Pesantren bagaimanapun harus lebih maju dan mandiri, termasuk dalam segi finansial karena hal tersebut dapat mendukung pengembangan pendidikan di pesantren.

“Kita tahu Pesantren memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, adanya Program Kemandirian Pesantren yang menjadi program prioritas Menteri Agama dimaksudkan untuk mengungkit potensi tersebut, terutama potensi ekonomi pesantren," ujar Waryono pada Senin (21/11/2022).

"Maka perwakilan pesantren diberikan bimbingan agar memahami tentang teknis pengelolaan dana bantuan. Tujuannya agar penyerapan dan penggunaan dana bantuan benar-benar efektif dan maksimal."

Dalam kesempatan yang sama Staf Ahli Menteri Agama, Hasanuddin Ali menegaskan bahwa bantuan Inkubasi Bisnis merupakan salah satu bentuk afirmasi dari negara. Dalam kepemimpinan Menteri Yaqut Cholil Qoumas Kementerian Agama senantiasa konsern dalam mendorong terciptanya kemandirian ekonomi di pesantren. 

"Ada banyak bentuk afirmasi yang dilakukan, bukan sekedar memberikan bantuan yang sifatnya stimulan. Untuk benar-benar mematangkan sumber daya pengelola ekonomi di pesantren, negara juga memberikan pelatihan, pendampingan, juga mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi yang akan memberikan dampak yang positif bagi pesantren," terang Hasanuddin Ali.

Dikatakan Hasanuddin Ali, selain pembekalan teknis, pesantren sejak awal telah diberikan kesempatan untuk melatih diri bagaimana caranya agar siap mengelola usaha. Mulai dari tahapan pengelolaan bisnis, branding bisnis, melihat target pasar, penjualan, dan sebagainya.

Sementara itu Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said mengingatkan agar pesantren calon penerima bantuan berhati-hati dengan maraknya penipuan. Oleh karena itu, para peserta Bimbingan Teknis diharapkan intens berkoordinasi dengan Kementerian Agama setempat guna menghindari terjadinya praktek penipuan yang mengatasnamakan instansi tertentu.

Basnang Said juga menekankan agar pesantren segera melaporkan berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan negara dalam penggunaannya. 

"Hal ini tentu sebagai bentuk pertanggung jawaban dari bantuan yang telah diterima dan juga evaluasi untuk memaksimalkan program kedepannya," ucap Basnang Said.

Sebelumnya Kemenag telah melaksanakan Bimbingan Teknis di Jakarta yang diikuti oleh 102 Pesantren. Bimtek kali ini merupakan gelombang kedua dengan peserta yang tersebar dari Pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali,dan NTB. Peserta hadir sebagai tindak lanjut dari pemenuhan proposal bisnis, pelatihan, hingga kesiapan dan tahapan pencairan dana bantuan. (By)