80 Ribu Guru Akan Dilatih

80 Ribu Guru Akan Dilatih

JAKARTA (Suara Merdeka) - Dalam waktu dekat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memberikan pelatihan kepada sekitar 80.000 guru. Hal itu dilakukan sebagai upaya menambah jumlah guru yang paham tentang Kurikulum 2013.

"Kita akan kembali melatih 80.000 guru dari semua jenjang untuk menerapkan Kurikulum 2013 sebagai susulan yang kemarin," ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim, di Jakarta, Senin (22/7).

Sistem pelatihan guru akan menggunakn metode yang sama, yakni guru master. "Karena guru-guru sasaran yang dilatih wajib langsung menerapakan kurikulum. Rencananya akan dilakukan setelah Lebaran," kata dia.

Hal tersebut secara tidak langsung memperkuat dugaan bahwa jumlah guru yang dilatih beberapa waktu lalu belum mencukupi. "Selain untuk langsung menerapkan, ini juga sebagai upaya persiapan pelaksanaan kurikulum tahun berikutnya," ujar mantan Rektor Universitas Andalas itu.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pelaksanaan kurikulum baru menyesuaikan dengan ketersedian buku dan jumlah guru yang sudah dilatih. Ditanya tentang pernyataan Mendikbud yang sepertinya membuka peluang terjadinya diskriminasi pelaksanaan kurikulum baru itu Musliar membantahnya.

"Sekolah yang ditunjuk harus melaksanakan semuanya. Tapi kalau buku dan gurunya kurang, ya tidak apa-apa kalau ada kelas yang tidak menggunakan Kurikulum 2013," kata Musliar. Menurutnya, hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah dan tidak akan menimbulkan dampak psikologis bagi peserta didik. "Tidak akan timbulkan masalah, kan ada juga sekolah yang belum melaksanakan Kurikulum 2013. Kasus seperti itu tidak akan terjadi di banyak sekolah," Musliar berdalih.

Berubah-ubah

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Abdul Kadir Karding menyayangkan sikap pemerintah yang berubah-ubah. Pelaksanaan kurikulum yang didasarkan atas ketersediaan buku dan jumlah guru yang dilatih itu dapat menimbulkan dampak psikologis bagi peserta didik. "Bayangkan, kalau ada anak di satu jenjang yang sama tapi ada yang melaksanakan kurikulum baru ada yang kurikulum lama, kasihan mereka," katanya.

Menurutnya, hal itu menunjukkan adanya diskriminasi penerapan Kurikulum 2013. Dia berpendapat, hal itu terjadi karena pemerintah terlalu tergesa-gesa dan tidak mempersiapkan dengan baik.

Selain itu, tidak dapat ditampik bahwa penerapan kurikulum tahun ini juga menimbulkan kecemburuan. "Pemerintah tidak sampai memikirkan bagaimana efek psikologis yang akan terjadi di anak-anak dan guru atas kebijakan ini," tegas politikus PKB itu.

Di sisi lain, Karding juga memprediksi, penerapan kurikulum yang sangat dipaksankan itu tidak akan memberikan perubahan dalam sistem pendidikan. Yang terjadi hanya sebatas proyek yang membuang anggaran. Sebab, menurutnya, kunci keberhasilan ada di tangan guru. Sementara, pemerintah hanya memberikan bekal seadanya kepada guru yang akan menerapkan kurikulum baru.

"Guru itu kuncinya, tapi mana bisa terjadi perubahan karakter pada anak kalau guru hanya dilatih lima hari. Jangan jadikan guru itu pengajar, tapi pendidik," pintanya.


Tags: