Ada Temu DEMA dan SEMA PTKIN Se-Indonesia di PIONIR IX Malang

Ada Temu DEMA dan SEMA PTKIN Se-Indonesia di PIONIR IX Malang

Malang (Pendis) - Musuh kita bukan lagi penjajah Belanda dan otoritarianisme pemerintah, tetapi saat ini lebih komplek lagi karena ada variabel pendungkung yang dulu belum ada. Diantaranya muncul media sosial, kemajuan teknologi informasi dan persoalan dinamika dunia global.

Demikian dikatakan Safriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama di hadapan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA), pada Kamis (18/7) di Auditorium Lantai 5 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

"Saya bangga hati berdiri diantara orang-orang terpilih dan orang-orang hebat seperti kalian. Karena kalian kelompok minoritas yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Tinggi kita baru 34% dari 100 orang yang berusia kuliah. Artinya hanya 34 orang saja yang berkesempatan menempuh pendidikan tinggi per 100 orang. Sementara hanya 4% saja yang berkesempatan di PTKIN," kata Safri yang juga alumni UIN Sunan Kalijaga ini.

Safri menuturkan pertemuan kali ini bukan secara spontan terjadi, untuk melibatkan Ormawa secara kelembagaan dalam event PIONIR. "Menurut saya Forum ini adalah untuk pertama kalinya terjadi, karenanya digagas untuk membicarakan gagasan dan ide-ide besar tentang tantangan generasi 4.0, moderasi beragama, menjadi muslim Indonesia di era millenial dan tantangan ormawa di era kekinian".

Temu SEMA dan DEMA diselenggarakan sebagai rangkaian dari Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) IX 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. "Kita ingin para Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Tertinggi PTKIN dapat menggunakan pertemuan ini untuk mendiskusikan berbagai persoalan bangsa dan tantangan kekinian," kata Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan.

Ruchman mempersilahkan kepada para Pimpinan Ormawa PTKIN untuk mengkritisi dan mengkaji soal regulasi kemahasiswaan dalam hal ini SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 4961 tentang Ormawa Tahun 2016 dan Nomor 4962 tentang Pengenalan Buaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2016.

Waryono, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Kerjasama dan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meminta agar pertemuan ini bisa mengagendakan membahas rencana strategis pengembangan kemahasiswaan yang bisa diwujudkan dalam road map program kemahasiswaan. "Kita berharap di tangan anda, Ormawa menjada lembaga yang lebih visioner dan menjawab masalah-masalah global," kata Waryono.

Sementara itu Silvia Abdi Pratama, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Malang mengatakan forum ini sangat penting dan stratagis untuk membahas berbagai persoalan kemahasiswaan. Karenanya akan diberikan kesempatan selama dua hari 18-19 Juli 2019.

"Kita juga mengagendakan pembentukan Forum atau Aliansi SEMA dan SEMA PTKIN se-Indonesia sebagai wadah aspirasi dan komunikasi mahasiswa UIN, IAIN dan STAIN se-Indonesia," terang Silvi. (RB/dod)


Tags: