Alumni PAI Harus Mampu Berdiaspora

Alumni PAI Harus Mampu Berdiaspora

Mataram (Pendis) - Sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam perkembangan dan mutu pendidikan agama, diadakan kegiatan peningkatan kompetensi bagi guru agama pada semua jenjang baik SD, SMP, SMA, dan SMK. Salah satu bentuk kegiatan peningkatan kompetensi guru diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum 2013. Hal ini semata-mata demi meningkatnya kualitas dan profesionalitas guru-guru PAI dalam menyelenggarakan proses pembelajaran agama yang baik, efisien, dan menyenangkan, sehingga mampu melahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kasubdit PAI pada SMP, Dr. H. Nifasri, M.Pd, mewakili Direktur Pendidikan Agama Islam dalam pembukaan Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 PAI SMP angkatan 16 dan 18 di Idoop Hotel Mataram Nusa Tenggara Barat, Kamis (17/09/2015)

Lebih lanjut Nifasri menegaskan bahwa kegiatan bimtek ini sebagaimana disampaikan dalam kegiatan yang sama, merupakan refreshment, yaitu pendalaman dan penguatan bagi guru-guru PAI yang telah mengikuti bimtek sebelumnya. Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini mampu mengimpelementasikan Kurikulum 2013 di sekolahnya masing-masing, terlebih lagi mereka mampu menjadi instruktur baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. "Bimtek yang kita adakan ini bukan sembarangan, yaitu refreshment, pendalaman, dengan harapan para peserta bisa menjadi instruktur di wilayahnya masing-masing," ujarnya.

Mata pelajaran PAI dulu, Nifasri melanjutkan, sebelumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi dan dianggap membosankan di kalangan peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei tahun 2012 oleh Balitbang Kementerian Agama RI, menyatakan bahwa pembelajaran PAI berada di bawah Bahasa Indonesia. Akan tetapi pada tahun 2014, setelah dilakukan survei lagi ternyata PAI justru sudah melampaui mata pelajaran umum lainnya. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran PAI semakin menyenangkan, tidak monoton, dan tidak membosankan.

Meningkatnya mutu PAI tentunya tidak terlepas dari kualitas dan kompetensi guru PAI yang semakin meningkat. Semakin meningkatnya kualifikasi akademik dan kompetensi GPAI, ke depan pembelajaran PAI menjadi lebih efektif, menyenangkan, dan siap bersaing dengan mapel pendidikan umum yang lain.

Terkait dengan kompetensi guru, sebagaimana dinyatakan dalam PMA Nomor 16 Tahun 2010, GPAI harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, dan kepemimpinan. Kompetensi yang selama ini hanya dipahami saja, tapi agar dipahami secara mendalam dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Di samping itu, guru sebagai pilar utama dalam pendidikan, harus selalu update informasi, memperbarui pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki agar tidak ketinggalan dari siswanya. Sebab ilmu pengetahuan juga bisa expired, kadaluwarsa, termasuk juga metodologi.

Terakhir, Nifasri berharap GPAI harus lebih percaya diri, lebih hebat, bisa menjadi tokoh di masyarakat, dan dapat menciptakan pembelajaran PAI yang efektif, menyenangkan, tidak menjenuhkan, dan GPAI harus mampu menggunakan berbagai metode baru yang relevan untuk pembelajaran PAI, untuk menghasilkan lulusan (output) PAI yang berkualitas dan mampu berdiaspora di mana-mana di semua lini kehidupan, baik sebagai akademisi, politisi, dan ahli agama sekalipun. "Alumni PAI harus mampu berdiaspora," pungkasnya.

(ozi/dod)


Tags: