Anak RA/TK Jangan Dibebani PR

Anak RA/TK Jangan Dibebani PR

SEMARANG - Guru RA/TK (Raudhatul Athfal/Taman Kanak-kanak) hendaknya tidak membebani murid-muridnya dengan sejumlah pekerjaan rumah atau PR. Pasalnya, anak usia 4-6 tahun atau usia RA/TK merupakan masa bermain. Karena itu, tidak semestinya mereka dibebani PR yang pada prinsipnya menyita kesempatan anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya.
"Saya tidak setuju pemberian PR bagi anak-anak RA/TK. Itu sama saja dengan membebani mereka. Biarkan anak-anak menikmati masa bermainnya. Orang tua jangan memaksakan kehendak pada anak," kata praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Drs H Mursyid MAg, pada seminar "Bagaimana Seharusnya Mengajarkan Calistung di PAUD/RA secara Tepat" di RA Al-Hikmah Semarang Utara, Sabtu (14/1). Kegiatan itu digelar Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kelompok III Semarang. Seminar diikuti 150 guru, dihadiri Ketua IGRA Kelompok III Aminuddin MSI, Sri Rohayati SPd (IGRA Kota), serta para pengawas RA/ madrasah.
Yang perlu dilakukan orang tua dan guru RA/TK, lanjut Mursyid yang juga dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, adalah membimbing dan mengarahkan anak-anak untuk mengembangkan seluruh potensi mereka. Hal ini mengingat usia anak 4-6 tahun merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional.
Acuannya adalah standar kompetensi RA/TK yang meliputi konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama.
Pembelajaran Calistung
Bagaimana dengan pembelajaran tentang membaca menulis dan berhitung (calistung) di RA/ TK? Menurut Mursyid, boleh dan bisa dilakukan sepanjang tidak membebani siswa. Artinya, penyampaiannya harus benar dan tepat.
Dalam kaitan ini, ia memberikan konsep pembelajaran bertahap. Pertama, anak diminta membuat coretan acak, kemudian coretan terarah, pengulangan garis dan bentuk, membentuk huruf, menulis nama, menemukan ejaan, dan tahap terakhir berupa ejaan baku.
"Konsep ini sudah kami praktikkan dan berhasil. Anak-anak pun tidak merasa terbebani," tandasnya.
Ia menambahkan, perkembangan kecerdasan pada anak usia PAUD berkisar 50% - 80%. Berdasarkan hasil penelitian pada Pusat Kurikulum Balitbang Diknas 1999, menunjukkan bahwa hampir seluruh aspek perkembangan anak yang masuk RA/TK mempunyai kemampuan lebih tinggi dibanding anak yang tidak pernah masuk RA/TK. Bahkan diperkirakan, anak-anak yang mengulang kelas (tidak naik kelas) adalah mereka yang tidak pernah masuk pendidikan prasekolah sebelum masuk SD/MI.
Mereka adalah anak-anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan orang tuanya untuk masuk SD/MI.
"Adanya perbedaan yang kasar antara pola pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak-anak yang tidak pernah masuk pendidikan RA/TK mengalami kejutan sekolah. Eksesnya mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri, sehingga tidak dapat berkembang secara optimal," tuturnya. (D10-37)


Tags: