Bila Seimbang, Kinerja Otak Sangat Hebat

Bila Seimbang, Kinerja Otak Sangat Hebat

WONOGIRI - Otak manusia terdiri atas otak kanan dan kiri. Bila kedua potensi otak ini dikembangkan secara seimbang, kinerja otak manusia akan dapat maksimal dan sangat hebat, serta mampu mengantarkan seseorang menjadi brilian.

Demikian diungkapkan oleh Dr Faidz dari Lembaga Anak Cerdas Indonesia (ACI), Minggu (27/3), ketika membuka kegiatan pembimbingan brain stimulation di Hotel Cendrawasih, Wonogiri. Pembimbingan brain simulation ini merupakan kali pertama diadakan di Wonogiri.

”Kegiatan ini diikuti 30 anak, bersama para orang tua mereka sebagai pendampingnya,” kata Suhardi, salah seorang panitia penyelenggara. Selama ini, ungkap Faidz, manusia cenderung lebih dominan hanya menggunakan salah satu potensi otaknya, sehingga hasilnya kurang optimal. Untuk mendapatkan hasil maksimal, maka otak perlu distimulasi.

Upaya menstimulasi otak pada anak-anak usia lima sampai 15 tahun, akan mengantarkan mereka menjadi peka dan dapat merspons berbagai macam informasi dengan baik. Juga, mampu membaca, menulis, serta melihat suatu benda dengan mata tertutup.
Meningkatkan Kreativitas Manfaat lain dari stimulasi otak, dapat meningkatkan konsentrasi belajar, menguatkan daya ingat, meningkatkan kreativitas, menyeimbangkan hormon, mestabilkan emosi, membentuk akhlak mulia, dan meningkatkan kepercayaan diri.

Menurut Faidz, otak kanan berpotensi masalah intuisi, spontanitas, suka berimajinasi, kreatif, suka warna, suka suara, perasa, dan peran bawah sadar sangat kuat. Kemudian pada otak kiri, berpotensi pada sikap hanya percaya pada fakta, logis, rasional, suka menganalisis, tahap demi tahap, suka angka-angka, baca, dan menulis.

Kegiatan pembimbingan brain stimulation tersebut berlangsung sembilan jam dan ditangani oleh 15 instruktur. Hasil yang diharapkan dari pembimbingan simulasi otak ini, dapat mengantarkan anak menjadi cerdas, kreatif, jenius, religius, dan berakhlak mulia. Metode yang digunakan memakai teknologi komputer, gelombang audio, motivasi, dan senam otak. ”Brain stimulation tidak menggunakan unsur magic atau supranatural,” tambah Suhardi.(P27-75)


Tags: