Direktur Diktis Kemenag RI, Prof Inung saat memberikan arahan moderasi beragama di UIN RIL, Jumat (23/06/2023).

Direktur Diktis Kemenag RI, Prof Inung saat memberikan arahan moderasi beragama di UIN RIL, Jumat (23/06/2023).

Bandar Lampung (Pendis)  – Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Dr Ahmad Zainul Hamdi MAg menghadiri kegiatan Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama di GSG UIN Raden Intan Lampung, Jumat (23/06).

Sosialisasi tersebut diikuti oleh lima ratus mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2023 sebagai bentuk komitmen UIN Raden Intan dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama.

Dalam arahannya, Direktur Diktis yang akrab disapa Prof Inung itu menerangkan empat indikator moderasi beragama yang sedang bersama-sama diperjuangkan agar kehidupan masyarakat Indonesia semakin baik. Pertama, komitmen kebangsaan.

Di Indonesia, ucapnya, tempat dimana kita menghirup udara, tempat padi tumbuh menjadi nasi yang kita makan, air dari sumber mata air Indonesia, dan sebagainya. “Apakah kalian memiliki komitmen atas bangsa ini?” tanyanya kepada para mahasiswa.

Prof Inung mengajak untuk menjaga bangsa dan mencintai Indonesia dengan seluruh keragamannya. “Menghormati keberagaman itu merupakan ajaran agama kita,” ujarnya.

Yang kedua, toleran. Dia menekankan untuk menjadi pribadi yang toleran, tidak perlu menggadaikan aqidah. “Hati-hati berlebih-lebihan dalam beragama”, tegasnya seraya menyebutkan hadist Rasulullah SAW yang mengajarkan agar tidak berlebih-lebihan dalam beragama.

Karena hanya ingin menjadi muslim yang baik, lanjutnya, lantas mengapa harus membenci orang yang berbeda agama. Maka harus saling memberikan kenyamanan dan saling menghargai.

Ketiga, anti kekerasan. Ia menjelaskan bahwa masyarakat beradab tidak akan melakukan kekerasan kecuali untuk semata-mata membela diri.

Terakhir, indikator adaptif terhadap budaya lokal. Guru Besar UIN Surabaya itu menegaskan untuk menghormati budaya lokal dimanapun berada. “Kalian boleh tidak setuju dengan budaya lokal tertentu, namun kalian tidak mempunyai hak untuk merusaknya karena berdalih tidak sesuai ajaran agama. Harus menghargai budaya lokal,” katanya.

“Saya ingin memantapkan saja, moderasi beragama adalah sepenuhnya menjalankan apa yang diinginkan Rasulullah dalam beragama,” kata Prof Inung.

Lebih lanjut ia mengharapkan para mahasiswa agar menjadi Muslim yang baik, pribadi yang baik, dan bersumbangsih terhadap kehidupan secara baik.

Adapun penyelenggaraan kegiatan ini diprakarsai oleh Rumah Moderasi Beragama UIN Raden Intan Lampung. Para mahasiswa juga dibekali materi penguatan oleh Ken Setiawan selaku pendiri NII Crisis Center dan Anis Handayani selaku Koordinator Humas UIN RIL.

Jajaran pimpinan UIN RIL turut menyambut kehadiran Prof Inung yakni Plh Rektor sekaligus Wakil Rektor II Dr Safari Daud MSosI, Kepala Biro AAKK/Plt AUPK, para dekan dan wakil dekan, Ketua LP2M dan Kepala Pusat serta Ketua Rumah Moderasi Beragama dan pengurus.