Direktur PAI: Guru PAI Wajib Melek Moderasi Beragama

Direktur PAI: Guru PAI Wajib Melek Moderasi Beragama

Bogor (Pendis) - Dalam era 4.0, tantangan guru di sekolah semakin kompleks dan tak mungkin digantikan dengan mesin. Maka, karakter siswa menjadi kuncinya, sehingga Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) saat ini harus diperkuat dengan berbagai literasi sebagai modal utama.

Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Rohmat Mulyana Sapdi memandang bahwa penguatan literasi bagi guru PAI untuk jenjang Sekolah Dasar harus melek literasi yang memperkuat sikap dan pendangan hidup beragama secara inklusif, "harus dimunculkan literasi berbasis moderasi beragama," katanya, akhir pekan kemarin (9/8) di Bogor.

Dalam acara Penyusunan Pedoman Literasi PAI untuk Sekolah Dasar itu, Rohmat memberikan wejangan bahwa guru PAI harus mampu menghadirkan literasi-literasi kepada siswa agar mampu mengaplikasikan kehidupan sehari-hari bahwa mereka mampu menghargai dan melek arti sebuah perbedaan, "jangan sampai ada siswa yang membenci tetangganya hanya karena beda agama," kata Doktor lulusan UPI Bandung ini mencontohkan.

Untuk itu, lanjut Mantan Sekretaris Badan Litbang Kemenag, bahwa penyusunan pedoman ini untuk menggerakkan dan menguatkan budaya literasi merupakan langkah baik yang perlu juga dipikirkan komitmennya dalam hal implementasi di lapangan setelah pedoman ini sudah diterbitkan, "namun perlu dipikirkan komitmennya. Bagaimana implementasi di lapangan setelah pedoman diterbitkan?" ujar Rohmat.

Rohmat menyatakan bahwa literasi diartikan secara mudah dengan istilah `melek`. Basic utama literasi sering disebut 3R yang ada di dalamnya yaitu reading, writing, arithmetic. Karena, lanjutnya lagi, bahwa secara fakta, kemampuan literasi anak-anak Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara lain. "Kemampuan siswa kita dalam memecahkan masalah masih sangat rendah padahal itu hal yang penting," pungkasnya (WIK/SOLLA).


Tags: