Direktur PAI: Mendidik dengan Cara Moderat

Direktur PAI: Mendidik dengan Cara Moderat

Bogor (Pendis) – Direktur Pendidikan Agama Islam, Rohmat Mulyana Sapdi, menjelaskan tiga cara mendidik dengan pendekatan moderat, mengingat moderasi beragama merupakan proyek nasional dan arah kebijakan negara yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Ada tiga hal yang penting dalam mendidik cara moderat, yang pertama disebut dengan Religious literacy competence yaitu kompetensi literasi keagamaan dimana lebih menekankan pada pengetahuan konten pendidikan guru dan siswa.” jelas Rohmat dalam pembukaan workshop materi penguatan moderasi beragama di sekolah/PTU di Bogor, kamis (22/4/2021)

Pendekatan kedua menurut rohmat adalah kemampuan untuk membandingkan nilai-nilai dari fenomena yang terjadi sehingga menimbulkan dampak positif pada dirinya dan lingkungan sekitarnya.

“Yang kedua adalah comparative competenceyaitu kompetensi untuk melihat aspek-aspek, baik dari universal values atau circle values yang muncul dari setiap keadaan, dia harus mampu untuk melihat secara kooperatif sehingga menimbulkan sikap penghargaan yang toleran,” sambung Rohmat.

Lebih lanjut, pendekatan ketiga adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain yang menimbulkan sikap menghargai perbedaan kepada orang lain. “berikutnya kemampuan untuk kolaborasi, dalam pembelajaran disebut collaborative competence dimana anak bisa berinteraksi dan melatih untuk menghargai orang lain,” pungkasnya.

Dalam paparannya terkait penguatan materi moderasi beragama dihadapan penulis modul, Rohmat menilai bahwasannya kelemahan moderasi beragama adalah tahap praktik yang menjadi ukuran ketercapaian program.

"Jadi sikap-sikap moderat harus sampai pada aspek praktik. Sudah selesai sebenarnya kalau sampai praktik. Kelemahannya disitu," terang Rohmat

Rohmat berharap agar setiap pelaksanaan program yang berkaitan dengan moderasi beragama agar dapat mentargetkan dampak perubahan sikap yang baik bagi siswa, karena selama ini penyelenggaraan program hanya sampai pada penguatan keagamaan guru. 

“Saya ingin sebenarnya kedepan siswa juga berubah perilakunya atau mindsetnya bagus, jadi ini bukan hanya moderat gurunya tetapi siswanya juga,“ paparnya (Miftah/Hik)


Tags: