Dirjen Pendis: Kembangkan <i>Knowledge Management</i>, <i>Risk Management</i> dan <i>Media Awareness</i>

Dirjen Pendis: Kembangkan <i>Knowledge Management</i>, <i>Risk Management</i> dan <i>Media Awareness</i>

Jakarta (Pendis) - Demikian 3 (tiga) hal yang disoroti orang nomor satu di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin dalam arahannya pada Rapat Pimpinan Jajaran Ditjen Pendidikan islam di Jakarta, Senin (16/01/2017). Di hadapan para pejabat eselon II, III dan IV, Dirjen Pendis menegaskan pentingnya risk management dan knowledge management.

"Saya terkesan, yang selama ini tidak kita lakukan, ternyata dalam organisasi apapun, dalam proyek apapun yang sifatnya modern, dilakukan analisa manajemen yaitu knowledge management dan risk management, dan ini kita lupa, dua-duanya kita lemah di situ padahal ini karakter organisasi modern," ujar Kamaruddin.

Pria yang pernah menjabat Sekretaris Ditjen Pendis periode 2012-2014 pun mengingatkan agar jangan menjalankan program/kegiatan yang hanya mementingkan serapannya yang bagus. "Mohon menjadi perhatian kita, knowledge management. Mungkin perlu media khusus seperti majalah dan website yang ternyata belum dimaksimalkan. Mulai dari eselon I sampai dengan JFU semua sama berpikir, untuk melakukan revitalisasi knowledge management," tambahnya.

Sedangkan risk management, lanjut lelaki kelahiran Wajo 5 Januari 1969, kita tidak pernah tahu apa sih risk management dan kita tidak punya indikator yang terukur dalam menjalankan amanah tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kita. Sebenarnya perbedaan kita dengan orang-orang yang sudah maju dalam hal, apa yang mereka lakukan kita lakukan, cuma mereka lebih terencana, tertata, dan tersampaikan, cuma itu bedanya. Kita tidak terbiasa dengan 2 hal itu, oleh karenanya mohon di 2017 hal ini menjadi perhatian kita semua sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Pada sesi lain, Dirjen pun mengungkapkan keinginannya agar jajaran Ditjen Pendis memiliki media awareness (kesadaran media). "Saya ingin, kita semua memiliki media awareness, kesadaran media, kita semua harus menjadi juru bicara pendidikan Islam, sesuai dengan kapasitas dan potensi masing (sebagai potensi pribadi dan jabatan), yang kita harus maksimalkan," ungkap Dirjen.

Dirjen pun menegaskan bahwa "Kita inilah penentu kemajuan pendidikan Islam di Indonesia ini, jadi kita tidak hanya kerja saja tetapi juga harus bicara juga, maksudnya sampaikan ke publik, apa yang kita lakukan. Apapun acara atau kegiatan yang dilakukan harus ada medianya, outputnya disampaikan ke masyarakat lewat akses yang kita punya, website pendis dan kemenag harus diramaikan. Masing-masing kita punya media sosial berbicara tentang pendidikan Islam".

"Jadi, silakan bicarakan apa yang kita lakukan dan apa yang kita inginkan. Mohon semua bicara, menyampaikan tentang pendidikan Islam," pungkas Dirjen Pendis Kamaruddin Amin. (khanali/dod)


Tags: