Dukung Capaian SDGs, Arsitektur UIN Sunan Ampel Gelar Simposium Nasional Pesantren

Dukung Capaian SDGs, Arsitektur UIN Sunan Ampel Gelar Simposium Nasional Pesantren

Surabaya (Pendis)- Untuk mendukung pencapaian SDGs Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengadakan Simposium Nasional Pondok Pesantren. Tema yang diangkat adalah Sinergi dan Kolaborasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Dalam Mendukung Pencapaian Suistainable Development Goals/SDGs.

Simposium ini diinisiasi oleh Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UINSA Surabaya. Hadir sebagai narasumber adalah Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan dalam negeri KH. Abdul Ghofar Rozin,yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Rabithah Maahid al-Islamiyah (RMI) PBNU, Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat PTKI Kemenag Ruchman Basori serta Akademisi dan Peneliti bidang arsitektur dari ITS H. Muhammad Faqih, Kegiatan ini dihadiri sedikitnya 100 Pondok Pesantren di lingkungan RMI.

Rektor UINSA, Masdar Hilmy dalam kegiatan kesempatan ini memberikan pesan agar simposium ini mendorong mendorong munculnya kegiatan yang konkrit. "Suatu karya nyata yang terukur, terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) untuk kemaslahatan dalam bidang pengembangan desain dan perencanaan pengembangan pondok pesantren," ujar Masdar, yang juga Dewan Pakar Lembaga Pendidikan Tinggi NU Jawa Timur, di Ruang Amphiteater Lt. 2 Gedung Twin Towers, Rabu (18/9) kemarin.

Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kerjasama antara Rektor UINSA dengan Ketua RMI Pusat, serta perjanjian kerjasama dibidanag pengembangan pondok pesantren antara Dekan Fak. Sains dan Teknologi UINSA dengan Ketua RMI Jawa Timur.

Gus Rozin dalam sambutanya menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik inisiasi kerjasama tersebut. Menghadapi era baru dalam konteks revolusi industri 4.0, membuat kondisi pesantren ataupun lembaga pendidikan harus berubah. "Walaupun saya kira dalam konteks revolusi industri 4.0., fisik saja tidak cukup. Tetapi belum terlambat untuk memulai, berusaha untuk mengejar ketertinggalan. Bagaimana supaya ada support yang sistematis, masif, dan terstruktur untuk membangun fisik," ujar Gus Rozin, Ketua RMI PBNU.

Dalam orasinya, Gus Rozin juga berharap, bahwa MoU dengan UINSA tidak sekedar berhenti dalam ceremonial. "Maka kemudian, kami akan berperan sebagai pendobrak, alarm, sekaligus terus-meneus mengingatkan apa yang sudah dalam tahap perjanjian atau belum dan apa yang bisa kita sajikan," tukas Gus Rozin lagi.

Dalam kesempatan selanjutnya, KH. Agus Zaki Hadzik, Ketua RMINU Jawa Timur menyampaikan bahwa adanya kerjasama dengan FST UINSA, salah satu poin yang akan segera ditindaklanjuti adalah pembuatan Sistem Informasi untuk tata kelola administrasi perkantoran bagi Pesantren di Jawa Timur. "Sehingga walapun Pesantren itu ada puncak gunung, tetap bisa update," ujar Gus Zaki-sapaan akrab KH. Agus Zaki Hadzik.

Sedangkan Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat PTKI Kemenag Ruchman Bashori menjelaskan fungsi Kementerian Agama RI tentang kebijakan pengembangan sarana dan prasarana pondok pesantren, yaitu Rekognisi, Regulasi dan Fasilitasi.

Usai ceremony sambutan dan penandatanganan MoU, kegiatan pun dilanjutkan dengan Simposium Nasional bersama narasumber Gus Rozin, Ruchman Basori, Hadir pula memberikan materi Suci Purnomo sebagai Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur.

Simposium ini kemudian dilakukan fasilitasi diskusi yang dipimpin oleh Muhammad Faqih Akademisi dari Departemen Arsitektur ITS Surabaya. Nampak, bahwa Simposium berjalan lancar dan para peserta menyambut dengan sangat antusias ini dimoderatori Abdulloh Hamid Dosen Fakultas Saintek UINSA yang juga Pengurus RMI PBNU. Kesimpulan simposium menekankan pentingnya kolaborasi lembaga pendidikan dengan pesantren, dalam hal perencanaan dan pengembangan untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. "Dalam hal desain arsitektur, kita punya khas desain arsitektur Islam Nusantara", pungkas Mantan Wakil Rektor ITS ini. (AHMD/SOLLA)


Tags: