Efek Negatif Helicopter Parenting: Anak Tak Pede Hingga Tak Mandiri

Efek Negatif Helicopter Parenting: Anak Tak Pede Hingga Tak Mandiri

Jakarta (Detik.com) - Helicopter parenting, atau pola asuh orang tua yang terlalu mengontrol anak memiliki banyak efek negatif. Karena itu sebaiknya pola asuh seperti ini dihindari.

Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, menjelaskan bahwa helicopter parenting semakin sering muncul seiring semakin banyaknya tuntutan orang tua kepada anak. Anak diwajibkan berprestasi namun tidak bisa mengembangkan kemampuan terbaik karena terlalu dikontrol orang tua.

"Jadi anak-anak ke mana-mana diikutin. Main ke rumah teman diikutin, ke sana nggak boleh, ke sini nggak boleh. Ya anak jadi stres," tutur wanita yang akrab disapa Nina beberapa waktu lalu.

Dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (27/1/2016), berikut beberapa efek negatif helicopter parenting bagi anak:

1. Anak bertingkah kasar

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Vermont menyebut orang terlalu mengontrol membuat anak rentan stres. Hal ini menjadikan mereka lebih kasar dan tidak sopan kepada teman-temannya, bahkan ketika mereka dewasa.

Peneliti Jamie Abaied dan rekan-rekannya meneliti 180 mahasiswa dan hubungan mereka dengan orang tuanya. Hubungan mereka dianalisis berdasarkan seberapa sering orang tua mengirim pesan teks, email, atau mengontak melalui media sosial.

Ditemukan bahwa mahasiswa yang orang tuanya sering berkirim pesan merasa lebih mudah cemas dan stres. Hal ini membuat mereka lebih sering mengambil keputusan secara terburu-buru dan lebih sering marah kepada teman akibat hal sepele.

Sebaliknya, mahasiswa yang berkirim pesan dengan orang tuanya dalam frekuensi normal memiliki kepribadian yang lebih tenang. Mereka juga lebih baik dalam mengambil keputusan dan lebih sering dipilih menjadi pemimpin kelompok.

2. Anak tak mandiri

Orang tua terlalu mengontrol dan mengatur anak bisa menyebabkan menjadi tak mandiri. Hal ini terjadi karena anak tak terbiasa mengambil keputusan dan menyerahkannya ke orang tua.

Nina mengatakan hal ini sangat berbahaya. Bukan dalam arti kesehatan fisik, namun anak bisa jadi tak berkembang kepribadian dan kemampuan mengambil keputusannya lemah.

"Anak benar-benar nggak bisa berkembang kalau apa-apa diatur dan dikontrol orang tua. Bisa terbawa sampai dewasa lho," ungkapnya.

3. Anak tak percaya diri

Anak terlalu sering diatur orang tua bisa membuat anak tak percaya diri. Hal ini terjadi karena anak menganggap otang tua tak memercayai penilaiannya.

"Terlalu banyak diatur orang tua, anak lama-lama bisa kehilangan self regulation. Ketidakpercayaan orang tua itulah yang sebenarnya membuat anak tidak percaya pada dirinya sendiri," ungkap psikolog anak Najeela Shihab.

Psikolog yang akrab disapa Ela ini menegaskan bahwa sebelum anak bisa percaya pada dirinya sendiri, orang tua harus percaya terlebih dahulu pada sang anak.

"Susahnya kadang kita perlu bukti. Nah, dalam parenting justru kebalikannya, kita harus percaya dulu sebelum punya bukti. Percayalah pada anak. Misalnya dia bilang mengantuk, berarti ya dia lelah. Dia bilang kenyang, berarti dia sudah cukup makannya," lanjut Ela.

4. Masa depan anak tak bahagia

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Mai Stafford dari University College London dilakukan kepada 5.000 orang yang lahir pada tahun 1946. dr Stafford melakukan survei terhadap pola asuh orang tua dan bagaimana kehidupan si anak bertahun-tahun kemudian.

"Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan kesejahteraan mental generasi mendatang. Untuk itu, kesehatan mental seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang tuanya memerlakukan mereka," tutur Dr Stafford, dalam The Journal of Positive Psychology.

Penelitian Dr Stafford menemukan bahwa orang tua yang mengedepankan kehangatan dan responsif memiliki anak yang lebih bahagia, lebih sehat secara mental dan lebih puas menjalani hidup ketika dewasa.

Sebalikanya, orang tua yang mengekang anak ternyata berpotensi membuat anak tidak bahagia dan tidak puas akan hidupnya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perasaan ini, antara lain ketergantungan yang tinggi terhadap orang tua dan tak bisa mengambil keputusan sendiri.


Tags: