Enam Utusan Ditjen Pendis Jadi 10 Besar Peserta Terbaik Diklatpim IV

Enam Utusan Ditjen Pendis Jadi 10 Besar Peserta Terbaik Diklatpim IV

Jakarta (Pendis) - Enam peserta yang diutus dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama seluruhnya menjadi 10 peserta terbaik dalam kegiatan Diklatpim IV Angkatan XXIX Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Jakarta. Hal ini diumumkan oleh Ketua Panitia Diklatpim IV, H. Irhason, pada acara penutupan kegiatan Senin malam (31/10/2016).

Keenam peserta itu berasal dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dr. H. Suwendi, M.Ag), Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Ruchman Bashori, S.Ag, M.Ag dan H. Anis Masykhur, S.Ag, M.Ag), Direktorat Pendidikan Madrasah (Abdullah Faqih, M.A dan Dra. Hj. Nanik Pujiastuti, M.Pd), dan Sekretariat Pendidikan Islam (Dr. H. Abdullah Al-Kholis, M.M).

Dalam kesempatan yang sama Ketua Panitia Diklatpim IV, H. Irhason, mengumumkan 3 peserta terbaik yakni Terbaik 1 diraih oleh Muhammad Hafizh Lidinillah (utusan Inspektorat Jenderal), Terbaik 2 diraih oleh Suwendi (utusan Ditjen Pendidikan Islam), dan Terbaik 3 diraih oleh Ahmadi (utusan UIN Jakarta).

Kegiatan yang dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, yakni 18 Juli 2016 sampai dengan 1 November 2016 itu diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari Ditjen Pendidikan Islam, Bimas Katolik, Bimas Budha, Bimas Hindu, Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Balitbang-Diklat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Pontianak Kalbar, IAIN Banten, Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Kanwil Kementerian Agama Banten dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat.

Rangkaian Diklatpim IV Angkatan XXIX Tahun 2016 ditutup setelah sebelumnya semua peserta mempresentasikan laporan proyek perubahan yang digagas selama masa diklat di hadapan para penguji. Melalui Balai Diklat Keagamaan, Kementerian Agama melakukan model Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) dengan mewajibkan peserta untuk menghasilkan output proyek perubahan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Acara yang ditutup oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Balai Diklat dan Litbang Kemenag RI, H. Saeroji. Mantan Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Barat itu menyampaikan bahwa setidaknya ada 3 (tiga) teori kepemimpinan, yakni kepemimpinan genetik, kepemimpinan sosial, dan kepemimpinan ekologis. Kepemimpinan genetis merupakan kepemimpinan yang diperoleh dari keturunan atau transmisi keluarga, seperti yang terjadi pada raja. Seorang raja dapat memberikan kepemimpinan kepada anaknya, oleh karena hubungan darah. Kepemimpinan sosial dibentuk oleh lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan kepemimpinan ekologis menggabungkan antara bakat bawaan seseorang yang kemudian ditempa dengan situasi lingkungan, termasuk lingkungan kantor. Dalam konteks ini, yang sekarang menjadi pejabat, termasuk eselon IV, sangat dimungkinkan merupakan orang-orang yang telah memiliki bawaan sebagai pemimpin, termasuk bawaan bakat dari orang tuanya, yang kemudian mendapatkan tempaan dari lingkungan kantor sehingga kemudian terpilih dan dipercaya menjadi pejabat.

Di bagian lain, H. Saeroji menyampaikan bahwa proyek perubahan yang telah digagas itu harus tetap dilanjutkan. Proyek perubahan tidak hanya dilakukan untuk mencapai target jangka pendek, yakni selama masa diklat, tetapi juga target jangka menengah dan jangka panjang tetap harus dilakukan. Untuk itu, kawan-kawan Balai Diklat diminta untuk terus melakukan monitoring atas proyek perubahan peserta Diklatpim. (swd/dod)


Tags: