Era Global, Mahasiswa Harus Berani Berwirausaha

Era Global, Mahasiswa Harus Berani Berwirausaha

Dunia Kampus (Harian Kr)- DI era globalisasi, generasi muda Indonesia terutama mahasiswa, harus mengubah pola pandangnya. Mulai saat ini, harus ditumbuhkan motivasi menjadi wirausahawan dan jangan hanya berorientasi menjadi pegawai, setelah lulus kuliah.

"Paradigma berfikir orangtua juga harus diubah, dengan mendorong anak-anaknya menjadi entreperneur yang mampu membuka lapangan kerja," terang mantan Atase Pendidikan KBRI Bangkok dan Reviewer Nasional Prof Dr Ir Didik Sulistyanto dihadapan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) dalam seminar bertema Student Entrepreneur Effort to Increase Tourism Proffesionalism di Ballroom Hotel Tentrem Yogyakarta, Rabu (25/05/2016). Pembicara lain Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat dan Motivator Abdul Basith dipandu Ketua Stipram Suhendroyono.

Menurut Didik, untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan nasional, Indonesia butuh 4 juta wirausahawan kratif. Sedangkan saat ini baru ada 400.000 atau hanya 0,18% dari populasi penduduk.

"Sebaiknya kita memiliki 2% wirausahawan," ujarnya.

Ciri wirausaha sukses, menurut Didik, antara lain memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisatif dan selalu proaktif, kerja keras, berani mengambil risiko serta mengembangan dan memlihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

Irwan Hidayat mengatakan, untuk dapat maju dan memenangi persaingan global, mahasiswa harus menjadikan bisnis sebagai ruh dalam bekerja. Dirinya mencontohkan, komoditi kacang yang tidak mendapatkan sentuhan ide kreatif, hanya akan menjadi produk dengan harga rendah. Lain jika kacang tersebut dikemas dengan brand tertentu sehingga nilai ekonomisnya meningkat.

"Kacang merek Garuda harganya jauh lebih mahal dibanding kacang rebus biasa," katanya.

Irwan juga menjelaskan kerja keras PT Sido Muncul saat memperkenalkan khasiat produk jamu kepada masyarakat. Untuk bisa merambah ke pasar dunia, syaratnya jamu harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi best seller. Produsen jamu juga perlu meyakinkan konsumen melalui uji khasiat, uji toksisitas serta kemampuan pabrik mengolah limbah yang ramah lingkungan. (R-2)


Tags: