Rektor UIN SATU Tulungagung didampingi jajaran pimpinan menerima piagam penghargaan dari MURI.

Rektor UIN SATU Tulungagung didampingi jajaran pimpinan menerima piagam penghargaan dari MURI.

Tulungagung (Pendis) – Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung mendapatkan kado istimewa dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada saat menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Rabu (17/08/2022) di Halaman Gedung KH Arief Mustaqiem UIN SATU Tulungagung.

Kado Istimewa tersebut adalah penciptaan rekor sebagai Pemrakarsa dan Penyelenggara Buku Tertebal Kumpulan Karangan Mahasiswa Baru.

Buku yang merupakan kumpulan karangan mahasiswa baru peserta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2020 tersebut dinilai sebagai buku paling tebal dengan tebal halaman 130 cm dan terdiri atas 20.049 halaman.

Berjudul "Meraih Asa di Tengah Corona", buku tersebut ditulis oleh 5.245 mahasiswa baru angkatan tahun 2020 di mana pada tahun tersebut pandemi Covid-19 atau Corona sedang mendera dunia dan sempat mengancam beberapa sendi kehidupan sekaligus memaksa para mahasiswa tersebut mengikuti PBAK dan kuliah secara daring atau online.

Penganugerahan yang dikeluarkan oleh lembaga yang dipimpin oleh Jaya Suprana tersebut melalui Piagam Penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia dengan nomor 10490/R.MURI/VIII/2022. Perwakilan dari MURI, Sri Widayati, menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Rektor UIN SATU Tulungagung, Maftukhin di hadapan seluruh peserta upacara bendera, terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa baru peserta PBAK UIN SATU Tulungagung tahun 2022.

Selain penghargaan untuk UIN SATU Tulungagung, peghargaan juga diberikan kepada Panitia PBAK tahun 2020 UIN SATU Tulungagung yang diterimakan langsung kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, Abad Badruzaman.

Sebelumnya, Rektor UIN SATU Tulungagung sebagai pembina upacara menyampaikan bahwa di usia Republik Indonesia yang ke-77 ini diharapkan bangsa ini untuk bisa menjadi mandiri dan tidak bergantung pada bangsa lain dalam berbagai hal. Indonesia harus menjadi bangsa yang berdiri sendiri dan dalam kebijakannya tidak didikte oleh bangsa lain. Dan hal tersebut tak bisa lepas dari peran masyarakat Indonesia ini, termasuk dosen, karyawan, dan mahasiswa UIN SATU Tulungagung.

Mafthukin  juga menyampaikan bahwa kita harus bersyukur, karena saat ini kita memiliki kesempatan yang luar biasa, yang sangat luas dibandingnkan para nenek dan kakek kita yang dulu tidak sempat kuliah karena harus memanggul senjata dalam rangka meraih kemerdekaan dari penjajah.

“Jangankan kuliah, sekolah saja susah. Sekarang saudara semuanya punya kesempatan bisa kuliah dengan biaya yang sangat murah di UIN SATU Tulungagung,” kata Mafthukin.

Namun yang penting menurutnya, adalah supaya para mahasiswa semangat untuk belajar, semangat untuk mencapai cita-cita sebagai apapun. Sebagai ilmuwan silahkan, sebagai politisi silahkan, dan sebagai pebisnis juga silahkan. Jangan sampai berfikir untuk kerja ke depan hanya terkait dengan program studinya. Karena program studi itu tidak musti bisa sesuai dengan pekerjaan di lapangan.

Mafthukin juga menambahkan bahwa sekitar lima ribu mahasiswa ini dia yakini adalah kader-kader milenial, generasi-generasi Z, generasi digital. Karena itu UIN SATU Tulungagung melakukan transformas digital secara terus menerus dilakukan. Salah satunya adanya adanya KTM mahasiswa saat ini yang bisa berfungsi sebagai kartu untuk mengakses fasilitas kampus yang berbasis digital, seperti saat masuk area kampus maupun ke area perpustakaan, di samping sebagai kartu identitas mahasiswa.

“Semoga saudara sukses, sukses akademika, sukses organisatorius, dan sukses senatorius”, kataMafhukin  sebelum mengakhiri sambutannya.

Upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 ini bisa juga disaksikan di Channel Youtube SATU Televisi UIN SATU Tulungagung.