Investasi untuk Pendidikan Swasta

Investasi untuk Pendidikan Swasta

DUBAI ( Okezone.com ) - Pendidikan tinggi telah menjadi isu utama dalam bidang ekonomi di banyak negara. Pasalnya, pendidikan tinggi dinilai penting untuk mempersiapkan kaum muda memasuki pasar kerja. Namun sayangnya, pendidikan tinggi sering tidak dipandang sebagai hal yang relevan dengan kebutuhan ekonomi.

Hal ini mengemuka dalam konferensi pendidikan tinggi swasta yang dihelat International Finance Corporation di Dubai, pada 6-7 Maret 2012. Penyebab hal ini adalah ketidaksesuaian antara apa yang diajarkan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh sektor pendidikan swasta.

Hadir yang menjadi pembicara adalah Wakil Presiden IFC untuk Eropa Timur dan Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika Utara, Dimitris Tsitsiragos. “Kita semua tahu bahwa masalah pekerjaan, terutama akses ke pekerjaan baik, telah menjadi pusat perhatian di Timur Tengah, terutama setelah peristiwa Januari 2011,” kata Tsitsiragos mengacu pada aksi protes di negara Arab, Arab Spring yang dimulai tahun lalu.

Namun, ini bukan hanya tentang dunia Arab. Negara-negara di Amerika Latin, Afrika, dan Asia juga menatap angka pengangguran yang tinggi dan ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dan pekerjaan.

Di masa lalu, sektor publik merupakan penerima terbesar lulusan perguruan tinggi. Tapi karena kondisi fiskal yang semakin diperketat di banyak negara, sektor publik tidak dapat lagi diandalkan untuk menyerap lulusan pendidikan tinggi.

Karena itu, kaum muda membutuhkan keterampilan lebih tepat untuk sektor swasta, dan karenanya lembaga harus memenuhi kebutuhan tersebut. “Saat ini, dunia menuntut kualitas tinggi dan relevansi pendidikan pascasekolah menengah. Ini untuk memastikan kaum muda memiliki keterampilan yang diperlukan guna memenuhi kebutuhan dinamis dari sektor swasta dan orientasi pasar ekonomi di kebanyakan negara," kata Tsitsiragos.

IFC, yang merupakan divisi dana Bank Dunia untuk sektor swasta, mendukung sejumlah penyedia pendidikan dan perusahaan swasta yang dapat memberikan pelatihan. IFC juga memberikan pinjaman ke institusi pendidikan tinggi swasta yang dapat memenuhi permintaan akan keterampilan yang lebih tinggi.

Sejumlah penyedia pendidikan swasta, perusahaan ekuitas swasta, dan lembaga keuangan diundang ke konferensi ini. IFC berharap menghubungkan penyelenggara pendidikan dan keterampilan dengan para penyandang dana.

Selama ini, banyak lembaga keuangan yang tidak bisa berinvestasi jangka panjang di negara berkembang karena tidak memahami sifat dari risikonya. “Kami mencoba untuk membantu penyedia keuangan untuk memahami sektor pendidikan,” kata pihak IFC seperti dikutip dari University World News, Kamis (8/3/2012).

Konferensi IFC ini merupakan yang pertama diadakan di luar basisnya di Washington DC, Amerika Serikat. Menurut Tsitsiragos, mutu pendidikan tinggi dan kaitannya dengan pasar sangatlah penting di Timur Tengah dan Afrika Utara. Pasalnya, tingkat pengangguran kaum muda di wilayah tersebut rata-rata 25 persen, lebih tinggi dibanding kawasan lain di dunia.

Angka pengangguran untuk lulusan pendidikan tinggi sangat tinggi, dan lebih tinggi pada wanita yang berpendidikan. "Hal ini disebabkan sistem pendidikan di kawasan yang tidak cukup menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja, pada akhirnya menghasilkan lulusan yang tidak kompetitif di tempat kerja," katanya.

Sebelum konferensi, IFC menyatakan telah membangun portofolio investasi sebesar USD 400 juta yang melibatkan 69 proyek di 33 negara. Banyak dari proyek itu untuk pendidikan tinggi.
(rhs)


Tags: